KALAM HIKMAH Jika anda imgin tahu kedudukan anda disisi Allah Maka lihatlah kedudukan Allah di hati anda

Minggu, 30 Oktober 2011

Nasiruddin Al-Tusi


Saintis Agung Abad ke-13 M

Sejarawan sains kerap menyejajarkan kemasyhuran Nasirudin al-Tusi dengan Thomas Aquinas. Betapa tidak, al-Tusi memang seorang saintis Agung yang terlahir di dunia Islam pada abad ke-13 M. Kontribusinya  bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern begitu luar biasa. Hidupnya didedikasikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan peradaban Islam.

Al-Tusi pun dikenal sebagai ilmuwan serbabisa. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya, seperti  astronomi, biologi, kimia, matematika, filsafat, kedokteran hingga ilmu agama Islam.Ilmuwan asal Persia ini bernama lengkap Abu Ja’far Muhammad ibn Muhammad ibnu al-Hasan Nasiruddin al-Tusi. Ia terlahir pada 18 Februari 1201 di kota Tus yang terletak di dekat Meshed,  Persia  sekarang sebelah timurlaut Iran. 

Ia begitu termasyhur. Tak pelak, jika al-Tusi memiliki banyak nama antara lain, Muhaqqiq Al-Tusi, Khuwaja Tusi dan Khuwaja Nasir. Ia terlahir di awal abad ke-13 M, ketika dunia Islam tengah mengalami masa-masa sulit. Pada era itu, kekuatan militer Mongol yang begitu kuat terus menginvansi wilayah kekuasaan Islam. Satu demi satu, kota-kota Islam dihancurkan dan jatuh ke tangan bangsa Mongol.

''Pada masa itu dunia diliputi kecemasan,'' papar  JJ O'Connor dan EF Robertson. Hal itu membuat rasa aman dan ketenangan para ilmuwan terusik, sehingga sulit untuk mengembangkan pengetahuannya. Dihadapkan pada situasi sulit seperti itu, al-Tusi pun tak dapat mengelak. Al-Tusi tetap belajar dengan segala keterbatasan yang dihadapi.

Ayahnya adalah guru pertama baginya. Sejak belia, al-Tusi  digembleng ilmu agama oleh sang ayahnya yang berprofesi sebagai seorang ahli hukum di Sekolah Imam Keduabelas. Selain digembleng ilmu agama di sekolah itu, al-Tusi juga mempelajari beragam topik ilmu pengetahuan lainnya dari sang paman.
Menurut O'Connor dan Robertson, pengetahuan tambahan yang diperoleh dari pamannya itu begitu berpengaruh pada perkembangan intelektual al-Tusi. Pengetahuan pertama yang diperolehnya dari sang paman antara lain; logika, fisika, metafisika. Ia begitu tertarik pada aljabar dan geometri. 

Ketika menginjak usia 13 tahun, kondisi keamanan kian tak menentu. Pasukan Mongol dibawah pimpinan Jengis Khan yang berutal dan sadis mulai bergerak cepat dari Cina ke wilayah barat. Sebelum tentara Mongol menghancurkan kota kelahirannya, dia sudah mempelajari dan menguasai beragam ilmu pengetahuan.

Untuk menimba ilmu lebih banyak lagi, al-Tusi hijrah dari kota kelahirannya ke Nishapur sebuah kota yang berjarak 75 km di sebelah barat Tus. Di kota itulah, sang saintis agung menyelesaikan pendidikannya filsafat, kedokteran dan matematika. Dia sungguh beruntung, karena bisa belajar matematika dari Kamaluddin ibn Yunus. Kariernya mulai melejit di Nishapur.  Pamornya kian mengkilap, sehingga ia  mulai dikenal sebagai seorang sarjana yang hebat.

Pada tahun 1220, invasi militer Mongol telah mencapai Tus dan kota kelahiran Nasiruddin pun dihancurkan. Ketika situasi keamanan tak menentu, penguasa Ismailiyah Nasiruddin Abdurrahim mengajak sang ilmuwan itu untuk bergabung. Tawaran itu tak disia-siakannya. Nasiruddin pun bergabung menjadi salah seorang pejabat di Istana Ismailiyah. 

Selama mengabdi di istana itu, ia mengisi waktunya untuk menulis beragam karya yang penting tentang logika, filsafat, matematika serta astronomi. Karya pertamanya adalah kitab Akhlag-i Nasiri yang ditulisnya pada 1232.

Pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan  cucu Jengis Khan  pada tahun 1251 akhirnya menguasai istana Alamut dan meluluh-lantakannya. Nyawa al-Tusi selamat, karena Hulagu ternyata sangat menaruh minat terhadap ilmu pengetahuan. Hulagu yang dikenal bengis dan kejam memperlakukannya dengan penuh hormat. Dia pun diangkat Hulagu menjadi penasihat di bidang ilmu pengetahuan.

Meski telah menjadi penasihat pasukan Mongol, sayangnya al-Tusi tak mampu menghentikan ulah dan kebiadaban Hulagu Khan yang membumihanguskan metropolis intelektual dunia, Baghdad pada tahun 1258. Terlebih, saat itu Dinasti Abbasiyah berada dalam kekuasaan Khalifah Al-Musta'sim yang lemah. Terbukti, militer Abbasiyah tak mampu membendung gempuran pasukan Mongol.

Meski tak mampu mencegah terjadinya serangan bangsa Mongol, paling tidak Nasiruddin bisa menyelamatkan dirinya dan masih berkesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Hulagu sangat bangga karena berhasil menaklukkan Baghdad dan lebih bangga lagi karena ilmuwan terkemuka seperti Al-Tusi bisa bergabung bersamanya,'' papar O'Connor dan Robertson dalam tulisannya tentang sejarah al-Tusi.

Hulagu juga amat senang, ketika Nasirrudin mengungkapan rencananya untuk membangun Observatorium di Malagha. Saat itu, Hulagu telah menjadikan Malagha yang berada di wilayah Azerbaijan sebagai ibu kota pemerintahannya. Pada tahun 1259, al-Tusi pun mulai membangun observatorium yang megah. Jejak dan bekas bangunan observatorium itu masih ada hingga sekarang.

Observatorium Malagha mulai beroperasi pada tahun 1262. Pembangunan dan operasional observatorium itu melibatkan sarjana dari Persia dibantum astronom dari Cina. Tekonologi yang diunakan di observatorium itu terbilang canggih pada zamannya. Beberapa peralatan dan teknologi penguak luar angkasa yang digunakan di observatorium itu ternyata merupakan penemuan Nasiruddin, salah satunya adalah kuadran azimuth.

Selain itu, dia juga membangun perpustakaan di observatorium itu. Koleksi bukunya tebilang lengkap, terdiri dari beragam ilmu pengetahuan. Di tempat itu, al-Tusi tak cuma mengembangkan bidang astronomi saja. Dia pun turut mengembangkan matematikan serta filsafat.

Di Observatorium yang dipimpinnya itu, al-Tusi berhasil membuat tabel pergerakan planet yang sangat akurat. Kontribusi lainnya yang amat penting bagi perkembangan astronomi adalah kitab  Zij-i Ilkhaniyang ditulis dalam bahasa Persia dan lalu diterjemahkan dalam bahasa Arab. Kitab itu disusun setelah 12 tahun memimpin obeservatorium Malagha.

Selain itu, al-Tusi juga berhasil menulis kitab terkemuka lainnya berudul Al-Tadhkira fi'ilm Al-hay'a (Memoir Astronomi). Nasiruddin mampul memodifikasi model semesta episiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman rotasi benda-benda langit. Ia wafat pada 26 Juni 1274 di Baghdad. Meski begitu, jasa dan kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan masih tetap dikenang.  Hri

Karya dan Pencapaian Sang Ilmuwan Besar

Selama mendedikasikan hidupnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, Nasiruddin Al-Tusi telah menulis beragam kitab yang mengupas bermacam ilmu pengetahuan. Di antara kitab yang berhasil ditulisnya itu antara lain; kitab Tajrid-al-'Aqaid, sebuah kajian tentang Ilmu Kalam; serta Al-Tadhkirah fi'ilm al-hay'ah, sebuah memoir tentang ilmu astronomi.

Kitab tentang astronomi yang ditulis Nasiruddin itu banyak mendapat komentar dari para pakar astronomi. Komentar-komentar itu dibukukan dalam sebuah buku berjudulSharh al-Tadhkirah (Sebuah Komentar atas Al-Tadhkirah) yang ditulis Abd al-Ali ibn Muhammad ibn al-Husayn al-Birjandi dan Nazzam Nishapuri.

Selain itu, Nasiruddin juga menulis kitab berjudul Akhlaq-i-Nasri yang mengupas tentang etika. Kitab lainnya yang terbilang populer adalah Al-Risalah Al-Asturlabiyah (Risalah Astrolabe). Kitab ini mengupas tentang peralatan yang digunakan dalam astronomi. Di bidang astronomi, Nasiruddin juga menulis risalah yang amat populer, yakni Zij-i ilkhani (Ilkhanic Tables). Ia juga menulis Sharh Al-Isharat, sebuah kritik terhadap hasil kerja Ibnu Sina.

Selama tinggal di Nishapur, Nasiruddin memiliki reputasi yang cemerlang, sebagai ilmuwan yang beda dari yang lain. Pencapaian mengagumkan yang berhasil ditorehkan Nasiruddin dalam bidang matematika adalah pembuatan rumus sinus untuk segitiga, yakni; a / sin A = b / sin B = c / sin C.  hri
Kontribusi Sang Ilmuwan bagi  Sains

Astronomi

Ia menulis beragam kitab yang mengupas tentang Astronomi. al-Tusi juga membangun observatorium yang mampu menghasilkan tabel pergerakan planet secara akurat. Model sistem plenaterium yang dibuatnya diyakini paling maju pada zamannya. Dia juga berhasil menemukan sebuah teknik geometrik yang dikenal dengan al-Tusi-couple. Sejarah juga mencatat, al-Tusi sebagai astronom pertama yang mengungkapkan bukti observasi empiris tentang rotasi Bumi.

Biologi

Ia juga turut memberi sumbangan dalam pengembangan ilmu hayat atau biologi. Ia menulis secara luas tentang biologi.  Al-Tusi  menempatkan dirinya sebagai perintis awal dalam evolusi biologi. Dia memulai teorinya tentang evolusi dengan alam semesta yang terdiri dari elemen-eleman yang sama dan mirip. Menurutnya, kontradiksi internal mulai tampak , dan sebagai sebuah hasil, beberapa zat mulai berkembang lebih cepat dan berbeda dengan zat lain.

Dia lalu menjelaskan bagaimana elemen-elemen berkembang menjadi mineral kemudian tanaman, kemudian hewan dan kemudian manusia. Di juga menjelaskan bagaimana variabilitas heriditas merupakan faktor penting dalam evolusi biologi mahluk hidup.

Kimia

Al-Tusi  mengungkapkan versi awal tentang hukum kekekalan massa. Inilah salah satu kontribusinya yang paling penting dalam ilmu kimia. Zat dalam tubuh tak bisa sepenuhnya menghilang. Zat itu hanya mengubah bentuk, kondisi, komposisi, warna dan bentuk lainnya yang berbeda.

Matematika
Selain menghasilkan rumus sinus pada segitiga,  al-Tusi  juga  seorang  matematikus pertama yang memisahkan trigonometri sebagai disiplin ilmu yang terpisah dari matematika.
Baca Selengkapnya...

Sabtu, 15 Oktober 2011

Sya’ir Gus Dur “TAMPO WATON”

Astaghfirullooh robbal barooya…
Astaghfirulloh minal khotooya…
Robbii zidnii `ilman naafii’a…
Wawaaffiknii `amalan sooliha…

Yarosulallooh salammun ’alaik…
Yaa rofi ’asaa aniwad daaroji…
`atfata yajii rotall `aalami…
Yauhailaljuu diwaal karoomi…2x

Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan 2X

Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syare’at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro 2X

Akeh kang apal Qur’an haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digate’ke
Yen isih kotor ati akale 2X

Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto 2X

Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhite
Baguse sangu mulyo matine 2X

Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma’rifate
Ugo hakekot manjing rasane 2 X

Alquran qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo 2X

Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu’jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman 2 X

Kelawan Alloh kang moho suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadhohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X

Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran 2X

Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podho rukun podho trapsilo
Iku sunnahe Rasul kang mulyo
Nabi Muhammad Panutan Kito 2X

Ayo nglakoni sekabehane
Allah kang bakal ngangkat drajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate 2X

Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese 2X

Yarosulallooh salammun ’alaik…
Yaarofi ’asaa niwad daarojii…
`atfatayaji rotall `aalaamii…
Yauuhailaljuu diwalkaaromii…
Baca Selengkapnya...

Rabu, 12 Oktober 2011

Ibnu Tufail


Tokoh Filsafat Islam Dunia
  1. Kehidupan dan Karyanya
Nama beliau adalah Abu Bakr Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Muhammad bin Tufail, pemuka besar pertama pemikiran filosofis Muwahhid dari Spanyol. Beliau lahir pada dekade pertama abad ke-6 H/ke-12 M di Guadix, propinsi Granada, ia termasuk dalam keluarga suku Arab terkemuka, Qais.

Beliau memulai karirnya sebagai dokter praktek di Granada, dan lewat ketenarannya dalam jabatan itu dia diangkat menjadi sekretaris gubernur di propinsi tersebut. Kemudian pada tahun 549 H/1154 M, ia menjadi sekretaris pribadi gubernur Ceuta dan Tangier, putra Abd al-Mu’min, penguasa Muwahhid Spanyol pertama yang merebut Maroko pada tahun 542 H/1147 M. Akhirnya, ia menduduki jabatan dokter tertinggi dan menjadi qadhi (hakim) di pengadilan serta wazir khalifah Muwahhid Abu Ya’qub Yusuf (558 H/1163 M – 580 H/1184 M).

Ibnu Tufail adalah seorang dokter, filosof, ahli matematika, dan penyair yang sangat terkenal dari Muwahhid Spanyol, tetapi sayangnya hanya sedikit sekali karya-karyanya yang dikenal orang. Ibnu Abi Usaibi’ah menganggap fi al-Buqa’ al-Maskunah wal Ghair al-Maskunah adalah sebagai karyanya. Kemudian Miguel Casiri menyebutkan dua karyanya yang masih ada, yaitu : Risalah Hayy Ibnu Yaqzan dan Asrar al-Hikmah al-Mashriqiyyah (yang ini disebut naskah).

  1. Doktrin-doktrin
    Dunia
Apakah dunia itu kekal, atau diciptakan dari ketiadaan atas kehandak-Nya?. Inilah salah satu masalah penting yang paling menantang dalam filosofis muslim. Ibnu Tufail sejalan dengan kemahiran dialektisnya menghadapi masalah itu dengan tepat. Dia tidak menganut slah satu doktrin saingannya, dan dia juga tidak berusaha mendamaikan mereka. Dilain pihak dia mengecam dengan pedas pengikut Aristoteles dan sikap-sikap teologis.

Kekekalan dunia melibatkan konsp eksistensi tak terbatas. Eksistensi semacam itu tidak dapat lepas dari kejadian-kejadian yang diciptakan dan tidak mungkin ada sebelum kejadian-kejadian yang tercipta itu pasti tercipta secara lambat laun.
Menurut Al-Ghazali, ia mengemukakan bahwa gagasan mengenai kemaujudan sebelum ketidak maujudan tidak dapat difahami tanpa anggapan bahwa waktu itu telah ada sebelum dunia ada, akan tetapi waktu itu sendiri merupakan suatu kejadian tak terpisahkan dari dunia, dan karena itu kemaujudannya mendahului kemaujudan dunia.

Segala yang tercipta pasti membutuhkan pencipta. Tidak ada sesuatupun ada sebelum Dia, dan segala sesuatu pasti ada dan akan terjadi atas kehendak-Nya.

Antinomi (kontradiksi antar prinsip) ini dengan jelas menerangkan bahwa kemampuan nalar (Kant) ada batasnya dan argumentasinya akan mendatangkan kontradiksi yang membingungkan.

Tuhan
Penciptaan dunia yang lambat laun itu mensyaratkan adanya satu pencipta yang mesti bersifat immaterial, sebab materi yang merupakan suatu kejadian dunia diciptakan oleh satu pencipta. Dunia tak bisa maujud dengan sendirinya, pasti dan harus ada penciptanya.
Jika Tuhan bersifat material, maka akan membawa suatu kemunduran yang tiada akhir. Oleh karena itu, dunia ini pasti mempunyai pencipta yang tidak berwujud benda, dan karena Dia bersifat immaterial, maka kita tidak bisa mengenali-Nya lewat indera kita atau lewat imajinasi. Sebab imajinasi hanya menggambarkan hal-hal yang dapat ditangkap oleh indera.

Kosmologi Cahaya
Manifestasi kemajemukan kemaujudan dari yang satu dijelaskan dalam gaya Neo-Platonik yang monoton, sebagai tahap berurutan pemancaran yang berasal dari cahaya Tuhan.

Proses tersebut pada prinsipnya sama dengan refleksi terus menerus cahaya matahari pada cermin. Cahaya matahari yang jatuh pada cermin menunjukkan kemajemukan. Semua itu merupakan pantulan cahaya matahari, bukan matahari itu sendiri, juga bukan cermin itu sendiri. Hal yang sama berlaku juga pada cahaya pertama (Tuhan) beserta perwujudannya di dalam kosmos.

Epistimologi
Jiwa dalam tahap awalnya bukanlah suatu tabula rasa atau papan tulis kosong. Melainkan Imaji Tuhan telah tersirat didalamnya sejak awal, tetapi untu menjadikannya tampak nyata, kita perlu memulai denga pikiran yang jernih tanpa prasangka.

Pengalaman merupakan suatu proses mengenal lingkungan lewat indera. Organ-ogan indra ini berfungsi berkat jiwa yang ada dalam hati. Pengamatan memberi kita pengetahuan mengenai benda-benda yang induktif, dengan alat pembanding dan pembedanya dikelompokkan menjadi mineral, tanaman, dan hewan. Setiap kelompok benda ini memperlihatkan fungsi-fungsi tertentu yang membuat kita menerima bentuk-bentuk atau jiwa-jiwa sebagai penyebab fungsi-fungsi tertentu berbagai benda.

Ibnu Tufail akhirnya berpaling kepada disiplin jiwa yang membawa kepada ekstase, sumber tertinggi pengetahuan. Dalam taraf ini, kebenaran tidak lagi dicapai lewat proses deduksi atau induksi, melainkan secara langsung dan intuitif lewat cahaya yang ada didalamnya. Jiwa menjadi sadar diri dan mengalami apa yang tak pernah dilihat mata, didengar telinga, atau dirasa oleh hati.

Etika
Bukan kebahagiaan duniawi, melainkan penyatuan sepenuhnya dengan Tuhanlah yang merupakan "summum bukmun" (kebaikan tertinggi) etika. Perwujudannya setelah pengembangan akal induktif dan deduktif.
Menurut de Boer manusia merupakan perpaduan suatu tubuh jiwa hewani dan esensi non-bendawi, dengan demikian menggambarkan binatang, angkasa, dan Tuhan. Karena itulah pendakian jiwanya terletak pada pemuasan ketiga aspek tersebut. Pertama, ia terikat untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya serta menjaganya dari cuaca buruk dan binatang buas. Kedua, menuntut darinya kebersihan pakaian dan tubuh, kebaikan terhadap objek-objek hidup dan tak hidup. Ketiga, yaitu pengetahuan, kekuasaan, kebijaksanaan, kebebasan dari keinginan jasmaniah, dll.

Filsafat dan Agama
Filsafat merupakan suatu pemahaman akal secara murni atas kebenaran dalam kosep-konsep dan imajinasi yang sesungguhnya, serta tak dapat dijangkau oleh cara-cara pengungkapan konvensional. Dunia angkasa yang abstrak dan non-bendawi tidak dapat dijangkau, bila ia dilukiskan dengan lambang-lambang bendawi maka ia akan kehilangan esensinya, dan bisa jadi orang-orang menganggapnya tidak sebagaimana seharusnya.

Agama diperuntukkan bagi semua orang; tetapi filsafat hanya bagi orang-orang berbakat yang sedikit jumlahnya. Filsafat harus difahami secara bersamaan dengan agama. Keduanya membawa kepada kebenaran yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Mereka berbeda bukan hanya dalam metode dan lingkup, tapi juga dalam taraf rahmat yang mereka anugerahkan kepada para pengikut setia mereka.

Agama melukiskan dunia atas dengan lambang-labang eksoteris. Dia penuh dengan perbandingan, persamaan, dan gagasan-gagasan antropomorfis, sehingga akan lebih mudah difahami oleh orang lain, mengisi jiwa dengan hasrat dan menarik mereka kepada kebajikan dan moralitas.

Filsafat dilain pihak merupkan bagian dari kebenaran esoteris. Ia berupaya menafsirkan lambang-lambang agama tentang konsep-konsep imaji murni yang berpuncak pada suatu keadaan yang didalamnya terdapat esensi ketuhanan dan pengetahuannya menjadi satu. Persepsi rasa, nalar, dan intuisi merupakan dasar-dasar pengetahuan filsafat. Para nabi pun memiliki intuisi, sumber utama pengetahuan mereka adalah wahyu Tuhan. Pengetahuan nabi didapat secara langsung dan pribadi, sedangkan pengetahuan para pengikutnya didapat dari wasiat.

Pengaruh
Diantara karya Ibnu Tufail, hanya Risalah Hayy ibn Yaqzan sajalah yang masih ada sampai sekarang. Karya tersebut merupakan suatu roman filsafat pendek, tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap generasi berikutnya sehingga karya tersebut dianggap sebagai salah satu buku paling mengagumkan dari zaman pertengahan.

Mengenai metodenya, ia bersifat filosofis sekaligus mistis. Ia menyatukan kesenangan dan kebenaran dengan jalan menggunakan imajinasi dan intuisi untuk membantu akal, dan daya tarik khusus inilah yang menjadikannya termasyhur dan mendorong orang untuk menerjemahkannya kedalam bahasa-bahasa lainnya. Bahkan sampai sekarang minat dunia terhadap karyanya belum hilang. Edisi bahasa Arab baru-baru ini dari Ahmad Amin, yang diikuti terjemahan bahasa Parsi dan Urdu pada dasawarsa yang sama, cukup menjadi bukti bahwa karya Ibnu Tufail tak kalah memikat bagi dunia.

Baca Selengkapnya...

Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid)


Beliau lahir di Marrakesh, Maroko, 10 Desember 1198) dalam bahasa Arab ابن رشد dan dalam bahasa Latin Averroes, adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).

Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan masalah kedokteran dan masalah hukum.

Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.

Baca Selengkapnya...

Anda Pengunjung yang ke

PENGGEMAR FAVORIT

My Home

My Home

My Ma'had

My Ma'had