KALAM HIKMAH Jika anda imgin tahu kedudukan anda disisi Allah Maka lihatlah kedudukan Allah di hati anda

Selasa, 16 Agustus 2011

Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qodar

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada "malam kemuliaan". Ini adalah informasi paling utama tentang malam turunnya Al-Qur'an. "Malam Kemuliaan" adalah dalam terjemah Indonesia, sedang dalam teks Arabnya adalah Lailatul Qadr, yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, keagungan dan penuh barokah karena pada malam itu permulaan turunnya Al Qur'an. Ada perbedaan pandangan dari para mufassir dalam melihat dan mentakwilkan ayat ini. Dlamir atau kata ganti HU pada kalimat INNA‚ ANZAL-NA-HU. Terjemahnya : "Sesungguhnya Kami telah menurunkan-NYA". 

Apa yang dimaksud dengan menurunkan disitu? Benarkah kata ganti NYA atau HU disitu kembali Al-Qur'an, atau maknanya sekedar "malam ayat Al-Qur'an kali pertama diturunkan"? Para jumhur Sunni melihat bahwasanya kata ganti NYA disitu kembali kepada Al-Qur'an. Jadi, maksudnya, pada malam itu, seluruh komponen Al-Qur'an dan planning-planing Tuhan ditetapkan, diletakkan di Lauh Mahfudz [kitab yang terjaga], lalu diturunkan di sebuah tempat yang oleh para ulama disebut Bait al-'Izzah, Rumah Kemulyaan. 

Konsekuensi dari pendapat ini adalah pengertian bahwa Al-Qur'an diturunkan dalam bentuk ayat-ayat dan surat-surat yang sampai pada kita itu, lalu dalam rekaan para ulama-ulamanya didistribusikan kepada Nabi SAW secara berangsur-angsur. Kejadian-kejadian pada masa Nabi SAW, lanjut dari konsekuensi ini, sudah dipotret oleh Allah SWT. 

Tentang bagaimana Al Qur’an itu diturunkan dari Lauh Mahfuzh maka ada beberapa pendapat dikalangan para ulama :

1. Al Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi saw setelah beliau diutus di Mekah dan Madinah. Banyak para ulama yang mengatakan bahwa pendapat inilah yang paling benar berdasarkan suatu riwayat dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas yang telah dikeluarkan oleh Hakim dan Baihaqi serta yang lainnya, dia mengatakan bahwa Al Qur’an diturunkan pada suatu malam ke langit dunia yaitu Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun kemudian dia membaca :

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

Artinya : “Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik .” (QS. Al Furqon : 33)

وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً

Artinya : “Dan Al Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Isra : 106)

Hakim dan Ibnu Abi Syaibah mengeluarkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan,”... maka Al Qur’an diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia lalu Jibril turun dengan membawanya kepada Nabi saw.’

Terdapat beberapa riwayat lain dari Ibnu Abbas dengan sanad-sanad yang tidak bermasalah yang menguatkan makna itu.

2. Al Qur’an diturunkan ke langit dunia pada 20 malam Lailatul Qodr atau 23 atau 20 atau 25 sebagaimana adanya perbedaan pendapat tentang lamanya Rasulullah saw menetap di Mekah setelah diutus di setiap malam lailatul qodr diturunkan sejumlah tertentu sesuai dengan ketetapan Allah swt setiap tahunnya lalu turun setelah itu secara berangsur-angsur di seluruh tahunnya, demikianlah pendapat Fakhrur Rozi dan dia sendiri tidak berpendapat tentang apakah pendapat ini atau pendapat pertama yang lebih utama.

3. Al Qur’an diturunkan pertama kali pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan setelah itu dengan cara berangsru-angsur pada waktu yang berbeda-beda, demikianlah pendapat Sya’bi.

4. Al Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfuz sekaligus dan malaikat-malaikat penjaga menurunkannya secara berangsur-angsur kepada jibril selama 20 malam lalu Jibril menurunkannya secara berangsur-angsur kepada Nabi saw selama 20 tahun. Ini adalah pendapat yang aneh. (Fatawa al Azhar juz VII hal 469)

Adapun yang menjadi dasar kaum muslimin didalam memperingati Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan dimungkinkan karena pada tanggal itu diturunkannya ayat pertama dari surat al Alaq kepada Nabi Muhammad saw,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ 
خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ 
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 
عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Artinya : ”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.” (QS. Al A’laq : 1 – 5)

Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yang mengatakan bahwa awal diturunkannya wahyu kepada Rasulullah saw adalah pada hari senin tanggal 17 Ramadhan akan tetapi ada juga yang mengatakan tanggal 24 Ramadhan.

Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda Pengunjung yang ke

PENGGEMAR FAVORIT

My Home

My Home

My Ma'had

My Ma'had