KALAM HIKMAH Jika anda imgin tahu kedudukan anda disisi Allah Maka lihatlah kedudukan Allah di hati anda

Minggu, 25 Maret 2012

MUTIARA BERSERAK MUTIARA TIGA KATA

Ibnu Hajar Al-Asqalani

Suatu hari Rasulullah saw. mengunjungi para sahabat
la bertanya: Bagaimana keadaan kalian?
Para sahabat menjawab: Kami beriman kepada Allah

Rasul saw.: Apa bukti iman kalian?
Sahabat: Kami bersabar atas cobaan
Kami bersyukur atas limpahan kehidupan
Dan kami rela apa pun anugerah Tuhan
Rasul: Demi Dzat Yang menguasai Ka’bah
Sungguh kalian mukmin sejati
hambakan diri kepada Allah
Dengan ikhlas dan sepenuh hati Jika kalian belum mampu rela
Jalankanlah dengan lapang dada
Sebab sesuatu yang kalian cela
Bisa jadi banyak kebaikannya

Allah berfirman kepada para Nabi:
Barangsiapa berjumpa dengan-Ku
Sedang la mencintai-Ku
Akan kumasukkan ia ke taman surga-Ku
Barangsiapa berjumpa dengan-Ku
Sedang ia takut akan siksa-Ku
Akan Kujauhkan ia dari api neraka-Ku
Dan barangsiapa berjumpa dengan-Ku
Dengan malu-malu
Akan kubuat lupa malaikat-Ku, untuk menyiksanya

Ibnu Mas’ud mengatakan:
Taatilah sepenuhnya perintah Allah
Sungguh engkau insan yang paling berbakti
Jauhilah semua larangan Allah
Sungguh engkau insan zuhud nan suci
Dan terimalah dengan rela pemberian Allah
Sungguh engkau insan kaya di bumi

Ketika Shaleh al-Marqadi melewati
sebuah perkampungan sunyi
la bertanya: wahai puing-puing desa
Di manakah pendudukmu, di manakah generasimu
Dan di manakah penghunimu dahulu
Terdengarlah suara menjawab:
Mereka telah binasa, jasadnya musnah ditelan bumi
Sedang tanggung jawab mereka belum jua terlunasi

Ali r.a. mengatakan:
Berilah hadiah sesukamu pada siapa saja
Niscaya engkau menjadi rajanya
Minta-mintalah jika engkau mau pada siapa saja
Niscaya engkau menjadi budaknya
Dan mandirilah dari ketergantungan pada siapa saja
Niscaya engkau sederajat dengannya

Yahya bin Mu’adz berkata:
Memilih duniawi akan lupa ukhrawi
Cinta duniawi akan benci ukhrawi
Dan benci duniawi akan cinta ukhrawi

Ibrahim bin Adham pernah ditanya:
Mengapa engkau tinggalkan hartamu
Padahal engkau kaya raya?
la menjawab :
Aku melihat alam kubur,
Betapa la menggelisahkan
Sedangkan aku tak punya pelipur
Aku memandang arah perjalanan, betapa jauh nian
Sedang aku tak punya cukup perbekalan
Dan aku dapati Dzat Maha Memaksa
Begitu mudahnya putuskan perkara
Sedang aku tak punya cara, untuk
menangkal putusannya

Sufyan ats-Tsauri pernah ditanya:
Mengapa engkau tenang di sisi Allah?
la menjawab: Janganlah engkau merasa aman
Dengan wajahmu yang tampan
Dengan suaramu yang indah
Serta lisanmu yang fasih

Ibnu Abbas berkata:
Kata “zuhud” terdiri dari tiga huruf.- Za ; Ha’ dan Dal
Za’: Zadun lil Ma’ad (bekal menuju hari kembali)
Ha’: Hudan lid-Din (petunjuk menuju jalan Ilahi)
Dal: Dawamun ‘ala Tha’ah (selalu taat dan berbakti)
Pada kesempatan yang lain Ibnu Abbas mengatakan:
Za’: Tarkuz-Zinah (meninggalkan menghias raga)
Ha’: Tarkul-Hawa (meninggalkan kesenangan jiwa)
Dal: Tarkud-Dunya (meninggalkan harta benda)

Hamid al-Laqqaf berkata kepada seseorang
yang mendatanginya:
Bungkuslah agamamu
Seperti halnya engkau bungkus mushafmu
Dengan menjalani tiga perilaku
Bicaralah seperlunya
Milikilah harta secukupnya
Dan bergaullah sekadarnya
Kemudian ketahuilah
Sumber sikap zuhud adalah:
Menjauhi segala larangan
Menjalani semua kewajiban
Dan meninggalkan paham kebendaan

Luqman al-Hakim bertutur pada anaknya:
Anakku,
Diri manusia dibagi menjadi tiga
Sepertiga pertama untuk Allah, ialah alat kelaminnya
Sepertiga kedua untuk dirinya, ialah amal perbuatannya
Dan sepertiga berikutnya untuk cacing tanah,
Ialah jasad raganya

Ali r.a. berkata:
Tiga amalan dapat mempermudah hafalan
Dan menghilangkan dahak di tenggorokan
Ialah siwak, puasa dan membaca al-Qur’an

Seorang filosuf berkata:
Tiga elemen istana Allah
Sakit, fakir dan sabar

Ibnu Abbas pernah ditanya:
Hari, bulan dan perbuatan apa yang terbaik
menurut Anda?
la menjawab: Hari Jum’at, bulan Ramadhan
Dan shalat lima waktu tepat pada waktunya
Ibnu Abbas meninggal pada hari Jum’at.
Tiga hari berikutnya Sayyidina Ali
mendengar kabar bahwa Ibnu
Abbas pernah ditanya tentang hari,
bulan dan perbuatan apa yang terbaik
beserta jawabannya di atas.
Kemudian Ali r.a. mengatakan:
Andai saja seluruh ulama dari dunia
Timur hingga belahan dunia Barat ditanya persoalan tadi,
tentu jawaban mereka akan sama dengan Ibnu Abbas;
hanya saja aku akan menjawab lain:
Sebaik-balk amal ialah
Amal yang diterima oleh Allah
Sebaik-baik bulan ialah
Bulan dimana engkau bertobat kepada Allah
Dan sebaik-balk hari ialah
Hari dimana engkau mati,
dengan tetap iman kepada Allah

Seorang penyair mengatakan:
Tidakkah engkau melihat
Bagaimana siang dan malam menggodaku
Sedang aku selalu bermain dalam kesendirianku
Dan bersama orang-orang di sekitarku
Wahai
Jangan pernah engkau tergiur keelokan dunia
Sebab la bukanlah tempat tinggal yang sesungguhnya
Berbuatlah untuk dirimu sendiri
Sebelum engkau dijemput mati
Dan jangan pernah engkau tertipu
Lantaran banyak teman mengitarimu

Sebuah maqalah mengatakan:
Apabila Allah menghendaki kebaikan
Atas seseorang hamba-Nya yang beriman
Maka dipintarkannyalah tentang agama
Dia zuhudkan terhadap harta benda
Dan Dia sadarkan akan aibnya
Dalam sebuah pertemuan, Rasulullah saw. bersabda:
Kucintai tiga perkara dari dunia ini
Parfum, perempuan dan shalat

Kemudian Abu Bakar r.a. berkata:
Begitupun aku mencintai tiga hal dari dunia
Memandang wajah Rasulullah
Mendermakan harta kepada Rasulullah
Dan putriku (Aisyah) di bawah naungan Rasulullah

Umar r.a. menyela:
Engkau benar wahai Abu Bakar
Aku pun cinta tiga perkara dari dunia
Amar ma’ruf, nahi munkar,Dan memakai pakaian rakyat jelata
Baca Selengkapnya...

MUTIARA BERSERAK MUTIARA SEMBILAN KATA

Rasulullah Saw. bersabda:

Dalam Taurat Allah berfirman kepada Nabi Musa a.s.
Sumber segala dosa adalah keras kepala Sifat hasuddan serakah

dari ketiganya muncul enam perkara
Makan enak, tidur nyenyak
Bersuka ria, cinta harta,cinta dipuja dan tahta



Abu bakar ra. berkata:
Ada tiga macam cara para abid menyembah Tuhannya
Kelompok pertama, dengan cara takut dosa
Ciri-cirinya: Memandang rendah akan dirinya
Merasa sedikit kebaikannya
Dan merasa tak terhingga kejahatannya

Kelompok kedua dengan cara menabur asa
Ciri-cirinya: Menjadi panutan bagi sesamanya
Menjadi penderma yang merasa tidak butuh harta benda
Dan berbaik sangka pada seluruh makhluk didunia

Kelompok ketiga dengan jalan mencinta
Ciri-cirinya: Mendermakan harta yang masih disuka
Mendorong dirinya untuk melakukan darma
Dan merasa selalu bersama Tuhannya

Umar ra. berkata:
Ada sembilan anak cucu setan Yang masing-masing mempunyai keahlian
Zulaitun, menguasai pasar dan tempat-tempat keramaian
Watsin, mempengaruhi orang yang tertimap penderitaan agar mengumpat Tuhan
A’wan, mempengaruhi para pemimpin agar mereka melakukan kezaliman
Hafaf, merayu para pemabuk agar tidak meninggalkan minum-minuman
Murrah,mempengaruhi para pemusik agar jangan tinggalkan musik dan permainan
Laqus, mempengaruhi orang-orang Yahudi agar selalu berbuat keonaran
Masuth, menyuplai ide dan gagasan pada orang-orang yang suka keonaran
Dasim, mengacaukan keharmonisan rumah tangga agar terjadi pertikaian dann perceraian
Walhan, membuat was-was hati manusia ketika wudhu, shalat dan menjalani peribadahan

Utsman bin Affan ra. mengatakan:
Apabila seseorang menjaga shalat tepat waktu Niscaya akan dimuliakan Allah dengan sembilan keutamaan
Pertama, dicintai dan dikasihi
Kedua, diberi kesehatan jiwa raga
Ketiga, dijaga malaikat dari marabahaya
Keempat, dianugrahi rumah tangga yang sejahtera
Kelima, wajah berseri laksana para baginda raja
Keenam, ketajaman hati dan indera
Ketujuh, melewati shirath laksana petir menembus cakrawala
Kedelapan, diselamatkan dari neraka
Kesembilan, masuk surga bersama para auliya

Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan:
Ada tiga macam alasan mengapa orang menangis
Pertama, karena takut dosa
Kedua, karena takut mendapat murka
Ketiga, karena takut dikucilkan Tuhannya

Tangisan pertama membuahkan leburnya dosa dan membuatnya selamat dari neraka
Tangisan kedua membuahkan bersih dari cela dan membuatnya memperoleh derajat mulia
Tangisan ketiga membuahkan diraihnya ridha Sang Esa hingga menemuinya dengan suka cita
Baca Selengkapnya...

MUTIARA BERSERAK MUTIARA DELAPAN KATA

IBNU HAJAR AL-’ASQALANI

Delapan hal tak pernah terpuaskan
Dari apa pun yang pernah didapatkan
Mata, dan pandangan
Bumi, dan air hujan
Perempuan, dan pejantan
Ilmuwan, dan ilmu pengetahuan
Perninta-minta, dan hasil pintaan
Orang serakah, dan tumpukan kekayaan
Lautan, dan air sungai pegunungan
Dan api, dan keringnya kekayuan

Abu Bakar r.a. berkata:
Delapan hal menjadi hiasan
Bagi delapan macam kegiatan
Waspada, menjadi hiasan bagi kefakiran
Bersyukur, menjadi hiasan bagi kenikmatan
Bersabar, rnenjadi hiasan bagi cobaan
Rendah hati, bagi nilai luhur kepribadian
Bijaksana bagi ilmu pengetahuan
Sikap rendah hati, bagi ilmuwan
Disiplin diri, bagi upaya perbaikan
Dan khusyu’ pada saat menghadap Tuhan

Umar bin Khaththab r.a. berkata:
Orang yang tak suka banyak bicara
Maka ia akan meraih derajat kebijakan
Orang yang tak suka banyak pilihan
Ia akan meraih titik ketenangan
Orang yang tak suka banyak makan
Ia akan meraih nikmatnya kebaktian
Orang yang tak suka banyak tertawa
Ia akan meraih cahaya kewibawaan
Orang yang tak suka banyak bergurau
Ia akan meraih luhurnya kehormatan
Orang yang tak tergila-gila kehidupan dunia
Ia akan meraih kenikmatan surga di sisi Tuhan
Orang yang tak suka turut campur tangan
Aib dirinya akan terselamatkan
Dan orang yang tak suka menyelidik kekuasaan Tuhan
Ia akan selamat dari kemunafikan

Utsman r.a. berkata:
Ada delapan tanda-tanda kearifan
Hatinya selalu diliputi takut dosa
dan pengharapan ampun
Lisannya selalu memuji dan memuja Tuhan
Matanya tampak sayu penuh malu dan bekas tangisan Keinginannya selalu mengorbankan diri
dan mencari keridhaan

Ali bin Abi Thalib r.a. berkata:
Tak ada kebajikan pada delapan persoalan
Pada shalat yang tak khusyu’ pelaksanaannya
Pada puasa yang tak mampu mengekang lisannya
Pada membaca al-Qur’an yang tak disertai merenunginya
Pada ilmu yang tidak mengajarkan sikap waspada
Pada harta yang membuat orang lalai berderma
Pada persahabatan yang tak langgeng dipelihara
Pada kenikmatan yang hanya dinikmati untuk semasa
Serta pada doa yang tidak tulus saat meminta
Baca Selengkapnya...

MUTIARA BERSERAK MUTIARA TUJUH KATA

Ibnu Hajar Al-Asqalani

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda:
Tujuh golongan akan dinaungi
Di bawah panji-panji Ilahi
Saat tak ada lagi naungan di akhirat nanti



Pertama, para pemimpin yang bijaksana
Kedua, para pemuda yang giat berderma
Ketiga, orang yang mengalir deras air matanya
saat berdzikir akan Tuhannya
Keempat, para penghuni Masjid yang bertakwa
Kelima, para dermawan yang merahasiakan dermanya
Keenam, sepasang sahabat yang selalu setia bertemu
dan berpisah hanya karena agama
Ketujuh, para pemuda yang kuat imannya
untuk menolak rayuan perempuan jelita

Abu Bakar r.a. berkata:
Orang bakhil takkan mampu menghindar
Dari tujuh perkara yang selalu mengincar
Yang pertama, ia akan mati
Hartanya diwarisi oleh sanak famili
Dan tidak didermakan di jalan Ilahi.
Yang kedua, ia akan dikuasai
Oleh para penguasa yang tinggi hati
Untuk dikuasai hartanya setelah ia disakiti
Yang ketiga, ia akan merana
Karena menuruti hawa nafsunya
Hingga hartanya habis tak tersisa
Yang keempat, ia ingin membangun istana
Di atas hamparan rumput savana
Yang sedianya longsor menelan hartanya
Yang kelima, datang musibah menimpanya
Semisal banjir, kebakaran, pencurian
Yang akan menghanguskan hartanya
Yang keenam, datang penyakit menyerangnya
Dan demi kesembuhannya
Hartanya habis untuk biaya
Atau ketujuh, dengan berniat mengamankan harta
Ia simpan hartanya dimana-mana
Dan setelah itu ia lupa tempatnya

Ummar bin Khaththab r.a. berkata:
Apabila orang banyak tertawa
Maka berkuranglah kewibawaannya
Apabila memandang rendah sesama
Maka ia pun akan dipandang rendah pula
Apabila banyak melakukan suatu perkara
Maka ia akan dikenal bersama dengan
hal yang dilakukannya
Apabila orang banyak bicara
Maka akan banyak pula kesalahannya
Apabila orang banyak berbuat nista
Maka akan sedikit rasa malunya
Apabila orang sedikit rasa malunya
Maka akan sedikit pula hati-hatinya
Apabila orang sedikit hati-hatinya
Maka matilah hati nuraninya

Utsman bin Affan r.a. berkata:
Sungguh aku heran atas manusia
yang mengerti kematian
Sedangkan ia tetap tertawa
Mengerti dunia sebagai sebuah kefanaan
Sedangkan ia tetap menggandrunginya
Mengerti segala yang telah digariskan
Namun tetap sedih saat kehilangannya
Mengerti hisab amal akan dilaksanakan
Namun tetap saja ia menumpuk harta
Mengerti neraka dengan yakin
Tetapi masih saja berbuat dosa
Mengerti surga dengan sepenuh iman
Tetapi masih saja tentram dengan dunia
Dan mengerti setan adalah lawan
Sedang terus saja ia mengikutinya
Ali bin abi Thalib r.a. ditanya:



Adakah yang lebih berat dari langit?
Ia menjawab:
Adalah kebohongan yang dibuat-buat
Adakah yang lebih luas dari bumi?
Adalah kebenaran yang Hakiki
Adakah yang lebih kaya dari samudra?
Adalah sikap menerima apaadanya
Adakah yang lebih keras daripada batu?
Adalah kemunafikan dalam kalbu
Adakah yang lebih panas daripada bara?
Adalah kezaliman penguasa
Adakah yang lebih dingin dari salju?
Adalah mengharap si bakhil memberi sesuatu
Dan adakah yang lebih pahit daripada racun?
Adalah bertahan dalam kesabaran

Rasulullah Saw bersabda pula:
Tujuh manusia dihitung syuhada
laksana mati di medan laga
ialah orang mati akibat sakit perut
tenggelam disungai, danau ataupun laut
sakit tumor yang berkelanjutan
mati akibat musibah kebakaran
ataupun mati tertimpa reruntuhan
terserang paceklik dan kelaparan
dan ibu yang wafat saat melahirkan
Baca Selengkapnya...

MUTIARA BERSERAK MUTIARA ENAM KATA

Ibnu Hajar Al'Asqalani

Rasulullah Saw. bersabda:
Enam perkara menjadi terlantar di lingkungannya
Masjid di antara masyarakat yang tak mau jamaah di dalamnya
Mushaf di rumah orang yang tak mau membacanya Al-Qur’an dalam hafalan orang yang durhaka
Istri salehat dalam naungan laki-laki aniaya
Suami saleh dalam buaian istri tuna susila
Dan ilmuwan di tengah masyarakat yang tak menghiraukannya

Rasulullah Saw. bersabda:
Enam orang akan kulaknati
Dilaknati Allah dan para Nabi
Pertama, orang yang memalsu Kitabullah
Kedua, orang yang mendustakan qadar Allah
Ketiga, orang yang mendewakan harta berlimpah
Keempat, orang yang menghalalkan larangan Allah
Kelima, orang yang menghalalkan darahn keluarga Rasulullah
Dan keenam, orang yang ingkar akan Sunnah

Abu Bakar r.a. berkata:
Di depanmu ada setan yang mengajakmu tanggalkan iman
jika seseorang di antaramu mengikuti ajakannya maka sirnalah agamanya
Di samping kananmu ada nafsu yang menggiringmu pada perilaku tabu
jika seseorang di antaramu mengikuti arusnya maka sirnalah cahaya kemanusiaannya
Di samping kirimu ada hawa yang membawamu pada perilaku nista
jika seseorang di antaramu menurutinya maka sirnalah akal pikirannya
Di belakangmu ada dunia yang merayumu untuk menguasainya
jika seseorang di antaramu tergiur rayuannya maka sirnalah bagian akhiratnya
Dalam dirimu ada anggota tubuh yang menyeretmu untuk berbuat dosa
jika seseorang di antaramu terbawa alirannya maka sirnalah bagian surganya
Dan di atasmu ada Sang Mahakuasa Yang menuntunmu pada maaf dan surga
jika seseorang di antaramu mematuhinya maka sirnalah dosa kejahatannya

Umar r.a. berkata:
Enam keistimewaan
Allah rahasiakan dalam enam keadaan
rahasiakan ridha di dalam taat
rahasiakan murka di dalam maksiat
rahasiakan lailatul qadar di bulan Ramadhan
rahasiakan kematian dibalik kehidupan
rahasiakan para wali di antara manusia dan rahasiakan shalat utama di antara shalat lima

Utsman r.a. berkata:
Setiap insan beriman,tentu dihinggapi enam ketakutan
takut kepada Allah untuk mencabut imannya
takut kepada malaikat untuk mencatat amal buruknya
takut kepada setan untuk meleburkan amal salehnya
takut kepada pencabut nyawa untuk merenggut nyawanya
takut kepada dunia untuk merasa tentram di dalamnya
takut kepada keluarga untuk rnenyibukkan nya hingga lupa pada Tuhannya

Ali r.a. berkata:
Jika seseorang mampu menjaga enam perilaku niscaya dirindukan surga dan dijauhi neraka
pertama, iman kepada Allah dan menaati-Nya
kedua, tahu akan setan dan menentangnya
ketiga, mengerti akhirat dan bersiap diri menujunya
keempat, mengenal dunia dan rela meninggalkannya
kelima, mengetahui kebenaran dan mengikutinya



keenam, memahami kebatilan dan menjauhinyaAli r.a. berkata:
Nikmat sejati adalah beragama islam,
berkitab al-Qur‘an
ber-Rasul Muhammad,
hidup berkecukupan
tertutupi aibnya dan
tidak bergantung pada sesama insan

Yahya bin Mu’adz ar-Razy mengatakan:
Paham itu kuncinya ilmu,
ilmu itu pertanda amal
akal itu pengikat darma,
hawa itu perahu dosa
harta itu sangkurnya orang yang besar kepala dan
dunia itu sebagai pasarnya alam baka

Bazru Jumhur mengatakan:
Enam perkara samai isi dunia
makanan lezat, anak yang taat, istri setia,
fatwa yang berguna, akal sempurna dan kesehatan raga

Hasan al-Bashri mengatakan:
Andai tak ada Wali Abdal, pengganti niscaya runtuh cakrawala dunia
Andai tak ada insan berbakti niscaya binasa orang-orang durhaka
Andai tak ada para ulama niscaya manusia layaknya hewan piara
Andai tak ada para Raja niscaya manusia saling memangsa sesama
Andai tak ada orang tua lanjut usia niscaya bumi telah binasa
Dan andai tak ada tiupan angin niscaya alam menjadi busuk menjijikkan

Seorang filosuf mengatakan:
Apabila seorang hamba tidak takut pada Allah takkan selamat lidahnya dari cela
Apabila seorang hamba tidak takut bertemu Allah takkan selamat hatinya dari riba
Apabila seorang insan mengharap pada sesama niscaya sifat tamak akan menghinggapinya
Apabila seorang insan tidak menjaga amal salehnya niscaya ia dihinggapi sifat riya
Apabila seorang manusia enggan berdoa agar dijaga hatinya niscaya hasud akan melingkupinya
Dan apabila manusia enggan belajar darma niscaya ujub tak dapat dihindarinya

Hasan al-Bashri mengatakan:
Enam perilaku membuat hati membatu
berbuat dosa di saat mengharap rela
memperoleh ilmu tanpa mengamalkannya
berbuat bakti dengan setengah hati
meraih rezeki dan tak pernah mensyukuri
tak menerima pada kodrat Ilahi dan sering menguburkan orang mati,
namun tak pernah belajar mawas diri

Hasan al-Bashri mengatakan:
Jika manusia memilih dunia dan lupa alam baka niscaya Allah akan menyiksanya dengan enam pidana.
tiga di dunia, yakni angan-angan tiada henti, keserakahan yang tiada pernah terpenuhi,
dan tak pernah merasakan manisnya berbakti.
tiga di akhirat, adalah kebingungan di hari Kiamat,
hisab amal yang berat,
dan sesali diri setiap saat

Ahmad bin Qais mengatakan:
Tak ada penolakan atas kodrat Ilahi
Tak ada ketentraman bagi pendengki
Tak ada kehormatan bagi pendusta
Tak ada tipu daya bagi penderma
Tak ada tepat janji bagi penguasa
dan tak ada kedaulatan bagi pemimpin durjana


Seorang filosuf ditanya:
Apakah seorang hamba mengerti,adakah tobatnya diterima ataukah tidak?
Ia menjawab: Tidak pasti
Namun. setidaknya ada tanda-tanda jika tobatnya diterima
Pertama, jika seseorang melihat dirinya tak mampu terlepas dari dosa
Kedua, jika seseorang merasa merana dan kegelisahan selalu menghantuinya
Ketiga, jika seseorang dekat dengan orang-orang bijaksana dan jauh dari para durjana
Keempat, jika seseorang telah merasa cukup baginya sedikit harta
Kelirna, jika seseorang merasa kewajiban Tuhan inenyibukkannya sementara anugerah Tuhan tak dihiraukannya
Keenam, jika seseorang hati-hati dalam berpikir dan berkata, serta tiada henti introspeksi dirinya

Yahya bin Mu’adz mengatakan:
Enam penipuan seorang hamba yang takkan termaafkan oleh Tuhannya
Ketika ia memohon ampun atas dosanya tanpa menyesali dan tanpa upaya untuk berhenti
Ketika ia mendambakan dirinya dekat dengan Ilahi namun tanpa pernah mau berbakti
Ketika ia berharap memanen surga sementara ia menebar benih neraka
Ketika ia inginkan taman nirwana sambil tetap saja berlaku durjana
Ketika ia dambakan pahala, sambil enggan jalani darma
dan ketika ia harapkan anugerah, namun tak tahu arah ibadah




Ahnaf bin Qais pernah ditanya:
Kebaikan apa yang diberikan Allah pada seorang hamba?
Ia menjawab: lalah akal yang sempurna
Kalau tidak diberi akal yang sempurna? la diberi perilaku yang mulia
Kalau tidak diberi akal dan perilaku mulia? Ia diberi sahabat karib yang setia
Kalau tidak diberi sahabat karib yang setia? Ia diberi hati yang sabar
Kalau tidak diberi hati yang sabar? Ia diberi sikap diam yang penuh makna
Kalau tidak diberikannya? Terakhir kali Ahnaf menjawab:
Datangnya ajal lebih baik baginya
Baca Selengkapnya...

MUTIARA BERSERAK MUTIARA LIMA KATA

Rasulullah saw. bersabda:

Orang yang memandang rendah lima Manusia, Maka dia merugi akan lima hal :

memandang rendah Ulama, rugi tentang agama
memandang rendah Penguasa, rugi tentang dunia
memandang rendah Tetangga, rugi akan bantuannya
memandang rendah Saudara, rugi akan darmanya
dan memandang rendah Keluarga, rugi akan harmonisnya


Rasulullah saw. bersabda:
Akan datang suatu masa dimana ummatku mencinta lima hingga mereka lupakan lima
cinta dunia, lupa alam baka
cinta tanah subur, lupa alam kubur
cinta harta benda, lupa hisab amalnya
cinta anak istri, lupa bidadari dan
cinta diri sendiri, lupa pada Ilahi

Rasulullah saw. bersabda:
Allah berikan lima upaya dan disediakan-Nya imbalan lima
Allah ajari insan bersyukur dan Dia berikan tambahan makmur
Allah ajari insan berdoa dan Dia jamin akan ijabahnya
Allah ajari insan bertobat dan Dia jamin diterima tobatnya
Allah ajari insan istighfar dan Dia sediakan pengampunannya
Allah ajari insan berderma dan Dia bersedia membalas dermanya

Abu Bakar r.a. berkata:
Ada lima kegelapan dan lima penerangnya
Kegelapan pertama cinta harta, penerangnya dengan bertakwa
Kegelapan kedua laku maksiat, penerangnya dengan bertobat
Kegelapan ketiga di alam kubur, penerangnya dengan berdzikir
Kegelapan keempat alam akhirat, penerangnya dengan bertaat
Kegelapan kelima jembatan shirath penerangnya dengan i'tiqad

Umar r.a. berkata:
Ada lima golongan penghuni surga
Orang fakir yang menanggung hidup keluarga
Istri yang disayang oleh suaminya
Anak yang diridhai kedua orangtuanya
Calon istri yang mendermakan mahar kepada suaminya
dan orang mukmin yang selalu bertobat pada Tuhannya

Utsman r.a. berkata:
Tanda-tanda orang bertakwa,
ialah suka berteman insan beriman
mampu mengendalikan farji dan lisan
memandang kesukseksan sebagai suatu cobaan
memandang cobaan sebagai sebuah keberuntungan
dan mampu menjaga diri dari berlebih-lebihan

Ail r.a. berkata:
Seluruh manusia akan menjadi saleh jika saja tak ada lima masalah
Tak ada kerelaan atas kebodohan
Tak ada keserakahan atas kekayaan
Tak ada rasa bakhil atas hartawan
Tak ada sifat riya’ bagi insan beriman dan
Tak ada ilmuwan yang mendewakan karya pemikiran

Jumhur ulama menyatakan:
Allah muliakan Nabi akhir zaman dengan lima macam keutamaan tentang penyebutan, tentang anggota badan tentang pemberian, tentang kekeliruan dan tentang kerelaan
Perihal pertama, Allah tidak memanggilnya berdasar nama
perihal kedua, Allah Sendiri Yang ijabahi pintanya
perihal ketiga, Allah memberinya tanpa ia meminta
perihal keempat, Allah telah mengampuninya sebelum ia berbuat dosa
perihal kelima, Allah selalu menerima apa pun pemberiannya
Baca Selengkapnya...

MUTIARA BERSERAK MUTIARA EMPAT KATA

Rasul saw. pernah bersabda kepada Abu Dzar al-Ghifari:
Abu Dzar,
Benahilah bahtera,
Sebab samudera hidup teramat dalam airnya
Siapkanlah bekal sebanyak-banyaknya

Sebab perjalanan diri masih teramat lama
Ringankanlah beban di pundakmu
Sebab jalan yang engkau tempuh terjal berliku
Dan sucikanlah perbuatanmu
Sebab penyelidik selalu saja mamantaumu

Seorang penyair berkata:
Adalah wajib bagi manusia,
Untuk bertobat dari dosa
Namun ada yang lebih wajib baginya,
Ialah meninggalkan dosa-dosa
Adalah berat bagi setiap insan
Untuk bertabah atas cobaan
Namun jauh lebih memberatkan
Jika ia tak punya pahala di sisi Tuhan
Adalah menakjubkan
Jika seorang hamba berbakti sepanjang hari
Namun lebih menakjubkan
Bila ada seorang abdi lupa diri
Adalah teramat dekat
Sesuatu yang akan terjadi
Namun jauh lebih dekat
Ajal datangnya mati

Seorang filosuf berkata:
Dari empat hal kebaikan
Muncul darinya empat hal yang lebih baik
Rasa malu bagi laki-laki adalah baik
Namun bagi perempuan, itu lebih baik
Bersikap adil bagi setiap orang adalah baik
Namun bagi penguasa, jauh lebih baik
Tobat oleh orang tua adalah balk
Namun oleh anak muda, jauh lebih baik
Murah hati bagi orang kaya adalah baik
Namun bagi orang miskin tentu lebih baik

Rasul saw. bersabda:
Bintang-gemintang adalah pengaman,
Bagi penduduk di atas awan
Apabila la terpendar murai
Sungguh aku tak tahu apa yang akan terjadi
Ahli baitku adalah penjaga,
bagi seluruh ummat yang ada
Apabila mereka telah tiada, maka hukum Ilahi yang berbicara
Aku adalah pelindung, bagi sahabat-sahabatku kini
Jika nanti aku mait, di situlah hukum
Tuhan menggariskan
Gunung-gunung adalah pengukuh
Bagi penghuni bumi secara utuh
Jika pun nanti ia tercerai-berai
Terserah amar Allah akan menyikapi

Abu Bakar r.a. berkata:
Empat hal akan sempurna
Dengan hadirnya empat perkara
Kesempurnaan shalat dengan sujud sahwi
Kesempurnaan puasa dengan zakati diri
Kesempurnaan haji dengan membayar fidyah
Dan kesempurnaan iman dengan jihad fi sabilillah

Abdullah bin Mubarak berkata;
Hak-hak shalat telah terpenuhi
Apabila seseorang telah menjalani
Dua belas rakaat sunnah dalam sehari
Hak-hak puasa telah terselesaikan
Apabila seseorang telah melaksanakan
tiga hari puasa sunnah dalam sebulan
Hak-hak baca telah terlunasi
Jika seseorang telah mengaji
seratus ayat al-Qur’an dalam sehari
Dan hak-hak sedekah telah tersalurkan
Apabila seseorang telah mendermakan
satu dirham hartanya dalam sepekan

Umar r.a. berkata:
Ada empat macam lautan
Lautan dosa adalah hawa
Lautan syahwat adalah nafsu
Lautan usia adalah kematian
Dan lautan penyesalan adalah kuburan

Utsman r.a. berkata:
Aku dapati manusia berbakti
pada empat intisari berbakti
Menjalani perintah Ilahi
Menjauhi larangan Tuhan Yang Mahatinggi
Amar ma’ruf dan mengharap pahala
Serta nahi munkar dan menghindari murka

Empat keutamaan mengandung kewajiban
Bergaul orang saleh itu utama
Mengikuti jejaknya adalah kewajiban
Membaca al-Qur’an itu mulia
Mengaplikasikannya adalah sebuah keharusan
Ziarah kubur itu utama
Bersiap diri menuju ke sana adalah kewajiban
Menengok orang sakit itu mulia
Sedang meminta wasiat adalah keharusan

Apabila seseorang merindukan surga
la akan berlari menuju kebaikan
Apabila seseorang takut neraka
Ia tinggalkan segala keinginan
Jika seseorang yakin akan kematian
Musnahlah darinya rasa kenikmatan
Dan jika seseorang kenal betul akan dunia
Musibah baginya bukanlah suatu persoalan

Rasul saw. bersabda:
Shalat adalah tiang agama
Amal sedekah padamkan murka
Puasa membuat selamat dari neraka
Dan jihad merupakan geraham agama

Allah swt, berfirman kepada seorang Nabi:
Diammu dari kebatilan
adalah puasa bagi-Ku
Menjaga anggota tubuhmu dari larangan
adalah shalat bagi-Ku
Kau pangkas tamakmu dari sesama insan
adalah sedekah bagi-Ku
Dan kau sirnakan bahaya dari manusia
adalah Jihad bagi-Ku

Abdullah bin Mas`ud r.a. berkata:
Penyebab hati menjadi mati
Adalah terlalu banyak makan
Berteman dengan orang zalim dan ikut haluannya
Melupakan dosa-doa yang pernah dilakukan
Dan menumpuk tinggi angan-angan
Sedang penerang hati
Adalah makan sekadarnya
Berteman dengan orang-orang saleh dan mengikutinya
Ingat dosa yang pernah dilakukannya
Dan membangun harapan sesuai kemampuan

Hatim al-Asham berkata:
Adalah dusta
Orang yang mengaku cinta Allah
Tapi tak pernah peduli akan larangan-Nya
Orang yang mengaku cinta Rasul
Taip menelantarkan fakir miskin di sekitarnya
Orang yang mengaku takut neraka
Namun tak indahkan dosa-dosa
Dan orang yang mengaku cinta surga
Namun tak mau mendermakan hartanya

Rasulullah saw. bersabda:
Tanda-tanda orang celaka adalah
Lupa dosa masa lampau
Padahal Allah mencatatnya
Ingat kebaikannya yang telah lalu
Padahal belum tentu diterima
Dalam hal duniawi
Memandang orang yang setingkat di atasnya
Dan dalam hal ukhrawi
Memandang orang yang sederajat di bawahnya
Sedangkan tanda-tanda orang bahagia
Adalah ingat kesalahan yang dilakukan
Tidak mengagungkan kebaikan yang diamalkan
Dalam hal duniawi
Melihat betapa banyak orang yang di bawahnya
Dalam hal ukhrawi
Melihat betapa amal baktinya belum seberapa

Seorang filosuf berkata:
Empat panji-panji iman adalah
Takwa, rasa malu, syukur dan sabar
Baca Selengkapnya...

SYAIR SUFISTIK AN-NIFFARI

Berbeda dengan para sufi penyair kebanyakan, an-Niffari dipandang sebagai sosok sufi penyair yang unik. Ia lebih suka hidup menyendiri, meskipun selama hayatnya ia banyak melakukan pengembaraan ke berbagai negeri Islam. Bahkan terhadap karya-karya syair sufistiknya sekalipun, orang tak mungkin mengenalnya jika tanpa bantuan Arthur John Arberry, orientalis Inggris yang pernah menulis buku Tasawuf versus Syari’at. Arberry telah menemukan karya An-Niffari, dan kemudian menerbitkannya pada tahun 1934. Salah satunya karya an-Niffari yang terpenting dan ditemukan Arberry itu adalah Al-Mawaqif wal Mukhathabat (Posisi-posisi dan Percakapan).

Menurut, pengamat sastra sufi Dr. Fudloli Zaini sebagaimana ditulis dalam bukunya Sepintas Sastra Sufi: Tokoh dan Pemikirannya (2000), karya an-Niffari ini terbagi ke dalam dua bagian besar. Pertama adalah Al-Mawaqif (jamak dari mauqif), yang berarti posisi, sikap atau tempat berdiri seseorang. Keposisian itu sendiri disebut waqfah. Secara gamblang, an-Niffari melukiskan apa yang dimaksud dengan waqfah ini. Menurutnya, waqfah tak lain adalah sumber ilmu. Kalau pada waqif ilmunya bersumber pada dirinya sendiri, maka pada setiap orang lain ilmu mereka bersumber pada sesuatu yang berada di luar. Waqfah adalah ruh dari ma’rifah, dan ma’rifah adalah ruh dari kehidupan. Pada waqfah, demikian jelas an-Niffari, telah tercakup di dalamnya ma’rifah, dan pada ma’rifah telah tercakup di dalamnya ilmu. Waqfah berada di balik kejauhan (al-bu’d) dan kedekatan (al-qurb), ma’rifah ada di dalam kedekatan, dan ilmu ada di dalam kejauhan. Waqfah adalah kehadiran Allah, ma’rifah adalah ucapan Allah, dan ilmu adalah tabir Allah. Dengan demikian ada urut-urutan dari besar ke kecil sebagai berikut: waqfah, ma’rifah, dan ilmu.

Dalam Mauqif al-Qurb, an-Niffari misalnya mengatakan:
Ia menghentikanku dalam posisi kedekatan,
dan berkata kepadaku:
Tak suatu pun lebih jauh dariku
terhadap sesuatu yang lain,
Tak satu pun lebih dekat dariku,
terhadap sesuatu yang lain,
Kecuali atas dasar hukum ketetapannya,
dalam hal kedekatan dan kejauhan,
Kejauhan diketahui dengan kedekatan,
kedekatan diketahui dengan wujud,
Akulah kedekatan yang tidak mencariku,
dan wujud yang tidak berakhir padaku.


Ia melanjutkan :
Akulah yang dekat,
tidak seperti kedekatan sesuatu dari sesuatu,
Akulah yang jauh
tidak seperti kejauhan sesuatu dari sesuatu.
Dekatmu bukanlah jauhmu,
Dan jauhmu bukanlah dekatmu.
Akulah yang dekat yang jauh,
dekat yang adalah jauh dan jauh yang adalah dekat.
Dekat yang kau ketahui ketahui adalah jarak,
Dan jauh yang kau ketahui adalah jarak,
Akulah yang dekat yang jauh tanpa jarak,
Aku lebih dekat dari lidah terhadap ucapannya,
tatkala ia menyebut sesuatu.
Maka yang menyaksikanku tidak menyebutku,
dan yang menyebutku tidak menyaksikanku.

Perjalanan waqfah, menurut an-Niffari, tak lain adalah persetujuan Allah kepadanya atau bersamanya menurut keadaan hal dan maqam-nya. Ia tak lain merupakan jawaban atas panggilan-Nya kepadanya di dalam dirinya sendiri. Bilamana seorang arif telah sampai pada puncak kesiapan dan waqfah nuraninya, terguyurlah ia dalam guyuran cahaya Ilahi di mana ia merasa tidak bisa membedakan antara dirinya dan Tuhannya. Hilanglah dirinya di dalam-Nya. Saat itu ia tak lagi menginginkan sesuatu, karena ia telah lebur dan tenggelam dalam yang di inginkannya itu. Kalau seorang waqif masuk ke dalam setiap rumah, rumah-rumah itu tak akan bisa memuatnya. Dan bila ia minum dari setiap tempat minum, itu tak akan pernah menghilangkan dahaganya.

Kedua adalah Al-Mukhathaba. Menurut Fudloli, Al-Mukhathabat adalah percakapan batin dan kata-kata Yang Maha Kuasa dalam diri sang penyair sufi di mana yang terakhir ini memilih untuk berdiam diri. Pengalaman ruhani yang begitu hebat dan mempesona itu merupakan spontanitas yang membuatnya jadi gagap dan gagu. Secara umum, menurut Fudloli, Al-Mukhathabat ini biasanya dimulai dengan ungkapan, “Ya Abd!” (Wahai Hamba!).
Misalnya:

Hai hamba, engkau lapar,
maka kau makan yang ada padamu dariku,
dan aku bukan darimu,
Engkau dahaga,
maka kau minum yang ada padamu dariku,
dan aku bukan darimu.
Hai hamba, setelah kau kuberi,
kau mensyukuri apa yang ada padamu dariku,
dan aku bukan darimu.

Pada bagian lain syairnya, ia juga mengatakan:
Hai hamba, katakan,
aku berlindung kepada dzatmu,
dari segala dzat yang ada,
aku berlindung kepada wajahmu,
dari segenap wajah yang ada,
aku berlindung kepada kedekatanmu,
dari kejauhanmu,
Aku berlindung kepada kejauhanmu,
dari kemurkaanmu,
aku berlindung kepada penemuanku padamu,
dari kehilanganmu.

An-Niffari memiliki nama lengkap Muhammad Ibnu Abd al-Jabbar an-Niffari. Ia dilahirkan di Basrah (Irak). Tak diketahui pasti kapan ia sendiri dilahirkan, kecuali hanya wafatnya pada tahun 354 H.

Satu cacatan yang perlu dijelaskan di sini, konon menurut salah seorang pensyarah kitab karya an-Niffari, Afifuddin at-Tilmisani (w. 690 H), an-Niffari tidak menulis sendiri karyanya itu melainkan ia hanya mendiktekannya saja kepada putranya atau menuliskannya pada potongan-potongan kertas, yang kemudian disusun dan disalin kembali oleh putranya sesudah sang syekh meninggal.
Baca Selengkapnya...

PUISI SUFI AS-SANAI

As Sanai (Abul-Majd ibn Adam Sanai Majdud Ghaznavi) dikenal sebagai sastrawan sufi masyhur. Ia peletak tema cinta dalam sufisme. Maulana Jalaudddin Rumi mengatakan, “Attar adalah jiwa dan Sanai adalah matanya.” Pujian itu memang tidak berlebihan bernama lengkap Abul-Majd ibn Adam Sanai Majdud Ghaznavi dikenal sebagai salah satu satrawan sufi terkemuka.

Dia dikenal sebagai seorang sastrawan mistik yang masyhur sekaligus sebagai salah satu guru dari jalaluddin Ar Rumi. Riwayat hidupnya memang jarang sekali ditulis. Ia lahir di provinsi Ghazna di Afghanistan selatan di tengah abad ke-11 dan mungkin meninggal sekitar tahun 1150. Ia juga dikenal sebagai guru dari Afghanistan paling awal yang menggunakan tema cinta dalam Sufisme. Pengamat sufisme Anemarie Schimmel bahkan memujinya setinggi langit.

Sanai awalnya seorang penyair istana yang ditugaskan secara tertulis pujian untuk Sultan Ghazna. Sebuah kisah mengatakan bahwa ketika Sultan Ghazna hendak memimpin serangan militer terhadap India, sebagai penyair istana Sanai dipanggil untuk bergabung dengan ekspedisi tersebut. Singkat cerita ketika Sanai sedang berjalan melewati sebuah taman tertutup yang sering dikunjungi pemabuk terkenal bernama Lai Khur.

Ketika lewat ia mendengar Lai Khur bersulang keras dan menyatakan bahwa Sultan adalah seorang yang rakus karena menyerang India. Menyair hanya untuk menyenangkan para penguasa dan demi mengharapkan imbalan. Mendengar hal tersebut Sanai kaget dan berhenti. Lai Khur kemudian mengatakan bahwa penyair yang memuji sultan adalah sikap yang bodoh. Kata-kata ini seperti gempa bumi bagi Hakim Sanai. Sebab Sanai hal tersebut adalah benar. Sejak saat itu Sanai meninggalkan hidupnya sebagai penyair istana yang dimanjakan, dan mulai belajar dengan seorang guru sufi bernama Yusuf Hamdani.

Seorang ahli yang bernama Zakariyya Al Qazwini menggambarkan As Sanai sebagai seorang bijak dan mistikus yang hidup di ”tempat-tempat berantakan”, dalam kemiskinan yang menekan diri dan mengembara dengan kaki telanjang. Banyak lika-liku hidupnya yang menarik. Salah satunya As Sanai pernah menggolongkan sebagai orang yang keluar dari Islam.

Ada beberapa karya As Sanai salah satunya yang terkenal adalah Hadiqatul Haqiqat atau Taman Kebenaran. Karyanya ini dianggap sebagai karya favorit umat Islam. Bukunya yang diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan The Walled Garden of Truth ini berisi ajaran-ajaran mistis bercampur dengan peribahasa, fabel, dan anekdot. Dengan cara ini Sanai memperkenalkan dan menjelaskan ajaran-ajaran Sufisme. Hal ini yang dianggap oleh para sarjana menjadi puisi pertama mistik dan memiliki pengaruh besar bagi kaum Muslim dan sastra Persia. Bahkan setelah 900 tahun buku ini masih populer bahkan sampai sekarang. Buku ini juga disebutkan sebagai buku teks klasik oleh para sufi selama bertahun-tahun.

Sanai menggunakan jalan puisi untuk menyebarkan pengetahuan dan pesan di kalangan rakyat. Menurut dia, nafsu dan keserakahan dan kegembiraan emosional, selalu berdiri di antara manusia. Pengetahuan Ilahi yang satu-satunya realitas yang benar (Haqq). Dia mengatakan bahwa Cinta (Ishq) dan hati nurani merupakan dasar agama. Hakim Sanai memiliki pengaruh besar pada sastra Persia. Ia dianggap sebagai penyair pertama yang menggunakan puisinya dalam bentuk qasidah (ode). Dia juga memakai ghazal (lirik) dan Masnawi (bait berirama) untuk mengungkapkan ide-ide filosofis, mistis, dan etika dari tasawuf.

Puisi dan Si Tolol
Ada beberapa puisi, wejangan dan anekdot yang ditulis as Sanai. Berikut beberapa puisi dan anekdotnya
Saat ummat manusia tetap merupakan benda semata di dunia
Maka akan dibawa serta, seperti dalam kapal, tertidur.
Apa yang dapat mereka lihat dalam tidur?
Manfaat atau hukuman apa yang ada?

Kemudian salah satu bunyi puisi lainnya:

Jangan membicarakan kepiluanmu-karena Dia yang berbicara.
Jangan mencari-Nya-karena Dia yang mencari.
Dia bahkan merasakan sentuhan kaki semut;
Bila batu di bawah air bergerak
Dia mengetahuinya.
Jika ada cacing di bebatuan
Dia tahu tubuhnya, lebih kecil dari atom.
Suara doanya, dan maksudnya yang tersembunyi,
Dia tahu melalui pengetahuan Ilahiah-Nya.
Dia memberi cacing makanannya;
Dia telah menunjukkan kepadamu jalan Ajaran.

Tentang kehampaan As Sanai berkata ,” Setiap orang di dunia pada umumnya tidur. Agama mereka agama dunia yang lazim-adalah kehampaan, sama sekali bukan agama.” Sedangkan tentang kelaparan ”Orang-orang puas dengan diri mereka sendiri disebabkan oleh kelaparan mereka akan sesuatu yang lain. Oleh karena itu mereka lapar. Mereka yang kembali dari perbuatan salah, mereka adalah orang-orang yang shalat; bukan mereka yang semata tampak sujud ketika sedang shalat. Shalat adalah suatu kegiatan.”

Anekdot Kisah si tolol dan onta yang sedang makan rumput
Seorang Tolol memperhatikan seekor unta yang sedang makan rumput. Katanya kepada binatang itu, “Tampangmu mencong. Kenapa begitu?” Unta menjawab, “Dalam menilai kesan yang timbul, kau mengaitkan kesalahan dengan hal yang mewujudkan bentuk. Hati-hatilah terhadap hal itu! Jangan menganggap wajahku yang buruk sebagai suatu kesalahan. Pergi kau menjauh dariku, ambil jalan lintas. Tampangku mengandung arti tertentu, punya alasan tertentu.
Busur memerlukan yang lurus dan yang bengkok, pegangannya dan talinya.” Orang tolol, enyahlah: “Pemahaman keledai sesuai dengan sifat keledai.”
Baca Selengkapnya...

SYAIR IMAM SYAFI'I.

TIPUAN PALSU

Aku melihat tipu muslihat dunia,
tatkala ia bertenggerdi atas kepala-kepala manusia,
dan membincangkan manusia-manusia yang terkena
tipunya.
Bagi mereka,
Orang sepertiku tampak amat tak berharga.
Aku disamakan olehnya,
dengan anak kecil yang sedang bermain di jalanan.

MENCINTAI AKHIRAT

Duhai orang yang senang memeluk dunia fana,
Yang tak kenal pagi dan sore dalam mencari dunia,
Hendaklah engkau tinggalkan pelukan mesramu,
kepada duniamu itu.
Karena kelak engkau akan berpelukan,
Dengan bidadari di surga.
Apabila engkau harap menjadi penghuni surga abadi,
maka hindarilah jalan menuju api neraka.

RENDAH HATI

Bagaimana mungkin kita dapat sampai ke Sa’ad,
Sementara di sekitarnya terdapat gunung-gunung
dan tebing-tebing.Padahal aku tak beralas kaki,
dan tak berkendaraan.
Tanganku pun kosong dan,
jalan ke sana amat mengerikan.

TENTANG CINTA

Engkau durhaka kepada Allah,
dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya.
Ini adalah suatu kemustahilan.
Apabila benar engkau mencintai-Nya,
pastilah engkau taati semua perintah-Nya.
Sesungguhnya orang menaruh cinta,
Tentulah bersedia mentaati perintah orang yang dicintainya.
Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu,
setiap saat dan tak ada rasa syukur,
yang engkau panjatkan kepada-Nya.

KEPUASAN (QANA'AH)

Aku melihat bahwa kepuasan itu pangkal kekayaan,
lalu kupegang erat-erat ujungnya.
Aku ingin menjadi orang kaya tanpa harta,
dan memerintah bak seorang raja.

ANUGRAH ALLAH

Aku melihat-Mu pada saat penciptaanku,
yang penuh dengan anugerah.
Engkaulah sumber satu-satunya,
pada saat penciptaanku.
Hidarkan aku dari anugerah yang buruk.
Karena sepotong kehidupan telah cukup bagiku,
hingga saat Engkau mematikanku.
Baca Selengkapnya...

Minggu, 11 Maret 2012

Anak Umur 5 Tahun Hafal Al-Qur'an

Sayyid Muhammad Husein Thabataba'i, mulai belajar al-Qur'an sejak umur 2 tahun dan berhasil menghafal 30 juz pada usia 5 tahun.


HuseinAda buku yang berjudul Doktor Cilik Hafal dan Paham Al-Quran. Buku ini menceritakan seorang anak kecil yang baru berusia 7 tahun tetapi sudah hafal dan paham Al-Quran. Anak kecil ini bahkan bisa memahami Al-Quran walaupun bahasa ibunya bukan bahasa Arab, anak ini bernama Sayyid Mohammad Hussein Tabātabā’i.
Pada Bulan February 1998, di Kerajaan Inggris tepatnya di Hijaz College Islamic University Husein yang waktu itu baru berusia 7 tahun menjalani ujian doktoral. Ujian yang harus dilaluinya terdiri dari 5 bidang :
  • Menghafal Al-Quran dan menerjemahkan dalam bahasa ibu (persia)
  • Menerangkan topik ayal Al-Quran
  • Menafsirkan dan menerangkan ayat Al-Quran dengan ayat lainya dalam Al-Quran
  • Bercakap-cakap dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran
  • Menerangkan makna Al-Quran dengan metode isyarat tangan
Setelah menjalani ujian selama 210 menit, akhirnya tim penguji memberi nilai 93. Dimana nilai ini mengukuhkanya sebagai Doktor Honoris Causa.
Standard Penilaian :
  • 60 – 70 Sertifikat diploma
  • 70 – 80 Sarjana Kehormatan
  • 80 – 90 Magister Kehormatan
  • 90 ketas Doktoe Kehormatan (honoris cause)
Pada tanggal 19 Februari 1998 Husein menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran.

Buku ini juga disertai VCD yang isinya forum-forum baik di dalam negeri (Iran) maupun di luar negeri yang menceritakan bagaimana bocah cilik ini menunjukkan kehebatanya dalam menghafal dan memahami Al-Quran.

Buku ini juga bercerita tentang masa kecil Husein, dimana kedua orang tuanya juga seorang penghafal Al-Quran. Pada Usia 2 tahun 4 bulan Husein sudah menghafal juz 30 (Juz ‘Amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Quran.
Berikut adalah beberapa dialog dalam buku itu yang menunjukkan kepiawaian bocah ini dalam memahami Al-Quran dan menggunakan ayat-ayat Al-Quran dalam percakapan sehari-hari, dialog ini dilakukan sepulang husein mendapat gelar Doktor dari Inggris :

Penanya Bagaimana ujian yang kamu lalui di Inggris ?
Husein ” Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94:6 )
Penanya Apa Tanggapan orang2x di sana ( Inggris ) dalam acara2x Qurani-mu?
Husein ” Mereka Tertawa ” (QS 83:34) [ Maksud Husein org2x di Inggris tuh merasa senang/bahagia ]
Penanya Jika kamu ditanya orang, ‘ buat apa engkau ke inggris ‘ ? apa jawabanmu ?
Husein ” Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu ” ( QS 5:67 )
[ yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat al-Quran ].
Penanya Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin mendapat gelar doctor ?
Husein ” Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka ” ( QS 3:170 ).
[ maksudnya, semua itu adalah karunia Allah ]
Penanya Bagaimana Ilmu itu diajarkan ?
Husein ” Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( berjihad ) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. ” (QS 29:69)
[maksud Husein, bila manusia berusaha mencari dengan bersungguh2x, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya. ]
Penanya Kapan engkau akan menikah ?
Husein ( sambil tersenyum ) ” Dan apabila anak-anak telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin. ” ( QS 24:59)
[ maksud Husein akan menikah jika umurnya sudah baligh ]
Dan masih banyak lagi dialog2x yang dijawab oleh Husein menggunakan ayat2x Al Qur’an,diantaranya:
Penanya Apa kabarmu..?
Husein ” Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamin ” ( QS 10:10).[ Maksud Husein, kabarnya baik2x saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam. ]
Penanya Di manakah Tuhan ?
Husein ” Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. ” ( QS 2 : 115 )
Penanya Ayat mana dalam Al-Quran yag paling engkau sukai ?
Husein ” Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya deritaanmu, sangat menginginkan ( Keimanan dan Keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. ” (QS 9:128)
Berikut ini endorsment di cover belakang buku:
“Keteladanan menjadi kunci utama dalam proses pendidikan, tanpa keteladanan pendidikan hanya akan menjadi transfer of knowledge tapi tidak transfer of value. Kisah dalam buku ini sangat baik untuk dijadikan ibrah (pelajaran) dalam hidup dan kehidupan kita.” ~ Dr Arief Rachman, MPd – Pakar Pendidikan

“Saya telah menggeluti Al-Quran selama lebih dari 20 tahun, namun kini kembali menjadi murid yang harus menulis catatan di buku pelajaran. Apa pun yang ia (Husein) katakan, saya catat. Saya dengan bangga menyatakan diri sebagai murid dari guru yang masih berusia 5 tahun ini!” ~ Ayatullah Mohsen Qiraati, Mufassir Kontemporer Iran.

“Sayyid Husein memiliki kemampuan yang sangat menakjubkan dan para peneliti seharusnya melakukan penelitian mengenai bagaimana metode Husein dalam menghafal dan memahami Al-Quran.” ~ Ayatullah Hashemi Rafsanjani

Untuk lebih lengkap cara mendidik anak seperti Husein, silahkan baca bukunya. Penulis buku ini juga menyekolahkan anak putrinya di kelas Jamiatul Quran Teheran. Blog Penulis buku ini bisa dibaca disini Dina Y Sulaeman, Disini juga dapat dibaca berbagai pandangannya tentang berbagai isue di Iran. 

Sedangkan website Doktor Cilik ini bisa diakses di http://www.jameatulquran.com.

Semoga Bermanfaat.

untuk videonya bisa anda download di sini
Baca Selengkapnya...

Anda Pengunjung yang ke

PENGGEMAR FAVORIT

My Home

My Home

My Ma'had

My Ma'had