Nilai
Pendidikan Tahlilan dan Yasinan
Tahlil berasal dari kata (hallala yuhallilu
tahlilan) yang artinya membaca kalimat la ilaha illallah : tiada
Tuhan selain Allah. Jadi yang dimaksud dengan tahlil di sini adalah membaca
serangkaian surat-surat Al-Qur’an, ayat-ayat pilihan, dan kalimat-kalimat
zikir pilihan (termasuk di dalamnya membaca la ilaha illallah) dan
ditutup dengan do’a.[1]
Adapun yasin yang penulis maksud di sini adalah pembacaan surat yaasin.
Rangkaian bacaan dalam tahlilan (pembacaan tahlil dan Yaasin) mempunyai
keutamaan masing-masing yang mengandung berbagai faedah dan hikmah, nilai
pendidikan yang terdapat dalam tradisi tahlil adalah nilai pendidikan keimanan;
nilai pendidikan ibadah; nilai pendidikan moral dan nilai pendidikan sosial.
Wujud nilai pendidikan keimanan yaitu dalam kegiatan
yasin dan tahlil terdapat banyak bacaan dzikir sehingga mengajak para
pembacanya untuk selalu mengingat Allah Swt dan juga berupa ungkapan rasa
syukur dan sikap kepasrahan. Nilai pendidikan ibadah wujudnya adalah berupa
pembacaan ayat-ayat Al Quran yang terdapat dalam bacaan tahlil yang bernilai
ibadah; nilai ketuhanan yang berupa ungkapan rasa syukur dan sikap kepasrahan.
Nilai pendidikan moral, wujudnya adalah budi pekerti yang berupa sikap balas
budi; birr al-walidain kepada orang tua; kesetiaan dan sikap jujur.
Nilai pendidikan sosial wujudnya adalah tolong menolong; kasih sayang;
kesetiaan, kesetiakawanan, dan gotong royong kepada orang lain.
Dengan kegiatan yasin dan tahlil menambah keakraban dan persaudaraan antara warga karena seringnya bertemu dan berkumpul
bersama dalam satu majlis, dan dengan adanya kegiatan tersebut hubungan tali
silahturahmi antara wargapun bertambah erat dan semakin akrab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar