Kata-kata cantik identik dengan perempuan. Mereka selalu ingin dibilang cantik. Karena mayoritas perempuan harus tampil cantik. Kenapa demikian? Karena Allah juga menyukai kecantikan dan membenci keburukan.
“Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai yang indah, murah hati dan menyukai kemurahatian, menyukai akhlak yang luhur dan membenci akhlak yang rendah.” (HR. Al-Baihaqi)
Tapi apa sebenarnya arti cantik itu?
Banyak orang yang salah mengartikan kata cantik. Mereka beranggapan cewek cantik itu adalah cewek yang punya body sexy, wajah cantik, rambut panjang, kulit mulus, dsb. Kalau setiap orang mengartikan demikian, berarti setiap orang juga memiliki definisi dan pendapat yang berbeda juga. Dan cenderung menimbulkan pendapat yang subyektif. Menurut si A cewek itu cantik, tapi menurut si B belum tentu.Karena mereka menilai kecantikan dari segi fisik saja.
Islam memandang kecantikan itu berdasakan pada dua unsur jasmani dan rohani. Karena itulah penilaian kecantikan harus didasarkan pada dua unsur tersebut. Jadi, kalau ada yang menilai sebuah kecantikan hanya dari unsur fisik saja berarti penilaian tersebut adalah sebuah kepalsuan. Itu karena di dunia ini tidak ada yang kekal, pada akhirnya semua akan hilang seiring berjalannya waktu. Misalnya ada seorang model yang cantik luar biasa dan seksi. Memang benar sekarang dengan kecantikan model itu banyak orang yang tergila-gila dan menyanjungnya. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, model tersebut akan kehilangan kecantikannya karena faktor usia. Nah, disini apakah model tersebut tetap akan jadi idola bagi orang-orang yang menyanjungnya dulu?
Sekarang jika kita bandingkan dengan penilaian kecantikan menurut Islam dengan berdasarkan pada dua unsur jasmani dan rohani. Sebagai contoh ada seorang cewek yang biasa saja dan tidak suka dandan, dia lebih suka tampil apa adanya, dia juga mempunyai akhlak yang baik, shalehah dan mengerti ilmu agama. Walaupun wajahnya tidak secantik dan seseksi artis ternama tapi akhlaknya mulia. Kita bayangkan sekarang betapa beruntungnya cowok yang bisa mendapatkan cewek muslimah tersebut. Jadi kesimpulannya kita tidak bisa menilai kecantikan seseorang hanya dari segi fisiknya saja. Karena sesungguhnya kecantikan sejati itu terletak di dalam hati yang bersih dan akhlak yang mulia.
Baca Selengkapnya...
Senin, 27 Juni 2011
Kecantikan Dalam Pandangan Islam
QUNUT
“QUNUT”
Para ulama’ berbeda pendapat mengenai hukum qunut, Imam Malik berpandangan bahwa qunut dalam shalat shubuh hukumnya mustahab (مستحب), Imam Syafi’i berpendapat bahwa ia adalah sunnah (سنة). Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa qunut di dalam shalat shubuh tidak boleh. Dan tempatnya qunut hanya di shalat witir.
Ada suatu kaum yang berkata: Bahkan boleh membaca qunut dalam setiap shalat. Suatu kaum ada yang berkata: Tidak ada qunut kecuali pada bulan Romadlon. Ada kaum lagi yang mengatakan: Bahkan di separuh terakhir dari bulan Romadlon. Malah ada pula yang berkata: Bahkan di separuh pertama dari bulan Romadlon.
Penyebab dari semua ini adalah: perbedaan berbagai atsar (آثار) yang diterima dari Nabi Saw. dan meng-qias-kan sebagian shalat dengan shalat yang lain. Maksudnya shalat yang harus berqunut dengan shalat yang tidak memakai qunut.
Abu Umar bin Abdul Bar berkata: Membaca qunut untuk mengutuk orang-orang Kafir di bulan Romadlon marak sekali pada masa-masa pertama Islam. Karena mengikuti jejak Rasulullah Saw. yang mendo’akan Ra’l, Dzakwan, dan kelompok yang memerangi pengikut Banu Ma’unah
(بنو معونة) Imam al-Laits bin Sa’id (الليث بن سعيد) berkata: Aku tidak (pernah) membaca qunut semenjak 40 (empat puluh) atau 45 (empat puluh lima) tahun, kecuali (aku shalat) di belakang imam yang membaca qunut. Imam al-Laits berkata: Dalam hal ini aku berpedoman kepada hadits yang datang dari Nabi Saw. bahwa beliau (Nabi) membaca qunut selama satu bulan atau 40 (empat puluh) hari, Beliau mendo’akan kebaikan suatu kaum dan bencana untuk kaum yang lain (يدعو لقوم ويدعو على آخرين).
Sehingga turun wahyu dari Allah untuk menegur Beliau yang berbunyi:
ليس لك من الأمر شيئ او يتوب الله عليهم اويعدبهم فإنهم ظالمون.
Tidak ada bagimu sesuatu pun dari urusan mereka, sehingga Allah menerima taubat mereka atau menyiksa mereka. Sesungguhnya mereka orang-orang yang aniaya.
Kemudian Rasulullah Saw. meningalkan qunut, dan beliau tidak berqunut lagi sampai beliau wafat.
Imam al-Laits berkata: Semenjak aku membawa / menemukan hadits ini aku tidak (pernah) membaca qunut lagi. Dan ini adalah madzhab Imam Yahya bin Yahya.
Imam al-Qadli berkata: Imam al-Asyyakh (الأشياخ) menceritakan padaku bahwa di masjidnya di Kordoba mengamalkan cara seperti ini, dan berlangsung hingga zaman ini atau dekat dengan zaman ini.
Imam Muslim mengeluarkan sebuah hadits dari Abi Hurairah, bahwa Nabi Saw. membaca qunut dalam shalat shubuh, kemudian datang berita kepadaku bahwa beliau meninggalkan Qunut setelah turun ayat:
ليس لك من الأمر شيئ او يتوب الله عليهم اويعدبهم فإنهم ظالمون.
Dan Imam Muslim juga mengeluarkan sebuah hadits dari Abi Hurairah, bahwa Beliau (Nabi) membaca qunut di dalam shalat dzuhur, shalat isya’ yang akhir, dan shalat Subuh. Imam Muslim juga mengeluarkan hadits dari Abi Hurairah, bahwa Beliau (Nabi) membaca qunut selama satu bulan dalam shalat shubuh, mendo’akan bencana atas Bani Khashbah (بني خصبة).
Baca Selengkapnya...
TAHLILAN
TAHLILAN
Dalam hal ini Syaikhul Islam Ibn Taimiyah ulama utama panutan kaum wahabi berkata :
“Ibn Taimiyah ditanya, tentang seseorang yang memprotes ahli dzikir (berjamaah) dengan berkata kepada mereka, “dzikir kalian ini bid’ah, mengeraskan suara yang kalian lakukan juga bid’ah”. Mereka memulai dan menutup dzikirnya dengan al-Qur’an, lalu mendoakan kaum muslimin yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Mereka mengumpulkan antara tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah (laa haula walaa kuwwata illaa billah) dan sholawat kepada Nabi SAW. Lalu Ibn Taimiyah menjawab : “berjamaah dalam berdzikir, mendengarkan al-Qur’an dan berdoa adalah amal shaleh, termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu. Dalam shahih bukhari, Nabi SAW bersabda : “sesungguhnya Allah SWT memiliki banyak malaikat yang selalu bepergian di muka bumi. Apabila mereka bertemu dengan sekumpulan orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka memanggil, “silahkan kalian sampaikan hajat kalian” lanjutan hadits tersebut terdapat redaksi, “kami menemukan mereka bertasbih dan bertahmid kepadaMu” … adapun memilihara rutinitas aurad (bacaan-bacaan wirid) seperti shalat, membaca al-Qur’an berdzikir atau berdo’a, setiap pagi dan sore serta pada sebagian waktu malam dan lain-lain, hal ini merupakan tradisi Rasulullah SAW dan hamba-hamba Allah yang saleh, zaman dulu dan sekarang.” (Majmu’ Fatwa Ibn Taimiyah, juz 22 hal 520)
Pernyataan Syaikhul Islam Ibn Taimiyah diatas memberikan kesimpulan bahwa dzikir berjamaah dengan komposisi bacaan yang beragam antara ayat al-Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir dll seperti yang terdapat dalam tradisi tahlilan adalah “amal shaleh dan termasuk qurbah dan ibadah yang paling utama dalam setiap waktu.”
Kata wahabi tradisi tahlilan itu mengadopsi dari tradisi umat hindu. Benarkah ???
Al-Imam Sufyan, seorang ulama salaf berkata : “dari Sufyan, bahwa Imam Thawus berkata, “sesungguhnya orang yang telah meninggal akan diuji di dalam kubur selama tujuh hari, oleh karena itu mereka (kaum salaf) menganjurkan bersedekah makanan untuk keluarga yang meninggal selama tujuh hari tersebut.” (HR. Imam Ahmad dalam al-Zuhd, al-Hafizh Abu Nu’aim, dalam Hilyah al-Auliya juz 4 hlm 11. dan Ibn Hajar dalam al-Mathalib al-‘Aliyah, juz 5 hlm 330).
Jadi sudah jelas bahwa tradisi 7 harian sudah dilakukan sejak generasi sahabat di Arab sana, mana mungkin di Arab ada orang hindu pada waktu itu, atau orang hindu yang ikut-ikutan tradisi para generasi sahabat.
Baca Selengkapnya...
Minggu, 26 Juni 2011
Mengapa Al-Quran Berbahasa Arab?
Mengapa Al-Quran Berbahasa Arab?
Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi *)
Mengapa Al-Quran Berbahasa Arab? Setiap saat, lahir orang-orang alim yang mampu menghapal isi kandungan Kitab Suci Al-Quran. Hatta, orang buta atau anak kecil. Itulah bedanya dengan Kitab Suci lain.
“Mengapa Al-Quran diturunkan kepada seorang Nabi yang miskin dan buta huruf (ummiy)? Mengapa tidak diberikan kepada pembesar Mekkah maupun Tha’if saja?” Pertanyaan seperti ini sering terjadi. Sama hal nya dengan pernyataan, “Mengapa Al-Qur’an berbahasa Arab?”
Banyak dalil yang mengungkap hal ini. Diantaranya; QS. 12: 2, 14: 4, 13: 37, 16: 103, 19: 97, 20: 113, 26: 193-195, 26: 198-199, 39: 28, 41: 3, 41: 44, 43: 3, 44: 58, dan 46 : 12.
Boleh dikata, hampir semua ayat tersebut menyatakan, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dalam “bahasa Arab”. Adalah keliru jika karena Allah menurunkan Al-Quran ke dalam bahasa Arab kemudian dikatakan “tidak universal”.
Kenapa Allah memilih bahasa Arab? Bukan bahasa lain? Barangkali itu adalah hak Allah. Meski demikian, pilihan Allah mengapa Al-Quran itu dalam bahasa Arab bisa dijelaskan secara ilmiah.
Pertama, sampai hari ini, bahasa yang berasal dari rumpun Semit yang masih bertahan sempurna adalah bahasa Arab. Bahkan Bible (Old Testament) yang diklaim bahasa aslinya bahasa Ibrani (Hebrew) telah musnah, sehingga tidak ada naskah asli dari Perjanjian Lama.
Meskipun begitu, menurut Isrâ’il Wilfinson, dalam bukunya Târîk al-Lughât al-Sâmiyyah (History of Semitic Language), seperti yang dikutip Prof. Al-A‘zamî, ternyata bahasa asli PL itu tidak disebut Ibrani.
Bahasa pra-pengasingan (pre-exilic language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan tidak dikenal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih tepatnya, orang-orang Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama kali ± 1500 S.M, berdasarkan huruf-huruf ketimbang gambar-gambar deskriptif.
Semua alfabet yang berturut-turut seterusnya adalah utang budi pada, dan berasal dari, pencapaian Kanaan ini. (Prof. Dr. M.M. Al-A‘zamî, The History of The Qur’ânic Text from Revelation to Compilation (edisi Indonesia), terjemah: Sohirin Solihin, dkk., GIP, 2005, hlm. 259).
New Testament (Gospel, Injil) yang diklaim bahasa aslinya adalah bahasa “Yunani” juga sudah hilang, sehingga tidak ada naskah asli dari Injil. Bahkan, ini bertentangan dengan bahasa Yesus, yang sama sekali tidak paham bahasa Yunani. Bukankah ini ‘mencederai’ saktralitas Injil yang diklaim sebagai ‘firman Tuhan’?
Kedua, bahasa Arab dikenal memiliki banyak kelebihan: (1) Sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, (2) Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan, (3) Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjungsi), yang amat luas hingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian itu tak terdapat dalam bahasa lain. (Lihat, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag, edisi revisi, Juli 1989, hlm. 375 (foot-note).
Ketiga, Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. dalam bahasa Arab yang nyata (bilisanin ‘Arabiyyin mubinin), agar menjadi: mukjizat yang kekal dan menjadi hidayah (sumber petunjuk) bagi seluruh manusia di setiap waktu (zaman) dan tempat (makan); untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya: dari kegelapan “syirik” kepada cahaya “tauhid”, dari kegelapan “kebodohan” kepada cahaya “pengetahuan”, dan dari kegelapan “kesesatan” kepada cahaya “hidayah”.
Tiga poin itu berjalan terus atas izin Allah sampai dunia ini hancur, yakni Risalah (Islam), Rasul (Muhammad SAW) dan Kitab (Al-Qur’an)). (Lihat, Prof. Dr. Thaha Musthafa Abu Karisyah, Dawr al-Azhar wa Jami‘atihi fi Khidmat al-Lughah al-‘Arabiyyah wa al-Turats al-Islamiy, dalam buku Nadwat al-Lughah al-‘Arabiyyah, bayna al-Waqi‘ wa al-Ma’mul, 2001, hlm. 42).
Karena Islam itu satu risalah (misi) yang “universal” dan “kekal”, maka mukjizatnya harus retoris (bayaniyyah), linguistik (lisaniyyah) yang kekal. Dan Allah telah berjanji untuk memelihara Al-Qur’an, seperti yang Ia jelaskan, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Dzikra (Al-Qur’an) dan Kami pula yang memeliharanya.” (Qs. 15: 9).
Keempat, menurut Syeikhu’l-Islam, Ibnu Taimiyah, “Taurat diturunkan dalam bahasa Ibrani saja. Dan Musa ‘alayhissalam tidak berbicara kecuali dengan bahasa itu. Begitu juga halnya dengan al-Masih: tidak berbicara tentang Taurat dan Injil serta perkara lain kecuali dengan bahasa Ibrani. Begitu juga dengan seluruh kitab. Ia tidak diturunkan kecuali dengan “satu bahasa” (bilisanin wahidin): dengan bahasa yang dengannya diturunkan kitab-kitab tersebut dan bahasa kaumnya yang diseru oleh para rasul.
Seluruh para Nabi, menyeru manusia lewat bahasa kaumnya yang mereka ketahui. Setelah itu, kitab-kitab dan perkataan para Nabi itu disampaikan: apakah diterjemahkan untuk mereka yang tidak tahu bahasa kitab tersebut, atau orang-orang belajar bahasa kitab tersebut sehingga mereka mengerti makna-maknanya. Atau, seorang utusan menjelaskan makna-makna apa yang dengannya ia diutus oleh Rasul dengan bahasanya...” (Lihat, Ibnu Taimiyah, al-Jawb al-Shahih liman Baddala Dina’l-Masih (Jawaban Yang Benar, Bagi Perubah Agama Kristus), (Cairo: Dar Ibnu al-Haytsam, 2003, jilid 1 (2 jilid), hlm. 188-189).
Sebagaimana Taurat dan Injil, Al-Quran diturunkan dalam satu bahasa, bahasa kaumnya. Bedanya, kenabian yang ada sebelum Islam, hanya diperuntukkan pada kaum tertentu atau zaman tertentu (lokalitas) saja. Nuh misalnya, hanya diutus kepada kaumnya (QS. 7: 59); Hud kepada kaumnya (QS. 7: 65); Shaleh kepada kaumnya (QS. 7: 73); Luth kepada kaumnya (QS. 7: 80); Syu‘aib kepada kaumnya (QS. 7: 85); dan Musa kepada Fir‘aun dan para punggawanya (QS. 7: 103).
Dakwah Nabi SAW di “Ummu’l-Qura”, sebagaimana arti yang sudah dijelaskan panjang lebar, bukan hanya dalam pengertian Mekkah semata. Juga bukan hanya untuk orang Quraisy, tidak pula untuk Jazirah Arabia saja, tapi untuk seluruh alam. (Baca QS. 25: 1, 34: 28, 7: 158, dan 9: 33).
Jika kalangan Nasrani menganggap Al-Quran tidak universal, maka, seharusnya yang lebih tidak universal justru Bible.
Meski bahasa Arab adalah bahasa yang rumit, namun bukanlah hal susah bagi umat Islam menghapalkannya. Ini berbeda dengan kitab suci lain, sebagaimana Bible misalnya. Keuniversalan Al-Quran lainnya, dibuktikan dengan bagaimana Allah menjaganya melalui orang-orang alim dan yang memiliki kelebihan dalam menghapalkannya (tahfiz). Meski terdiri dari ribuan ayat, dalam sejarah, selalu saja banyak orang mampu menghapalkannya secara cermat dan tepat. Hatta, ia orang buta atau anak kecil sekalipun. Al-Quran, mudah dihapal atau dilantunkan dengan gaya apapun. Diakui atau tidak, ini berbeda dengan Bible atau Injil.
Karena itu, setiap usaha apapun untuk menambah atau mengurangi Al-Quran baik yang dilakukan kalangan orientalis atau orang kafir dalam sepanjang sejarah selalu saja ketahuan. Jangan heran bila banyak umat Islam tiba-tiba ribut gara-gara ada Al-Quran palsu atau sengaja dipalsukan sebagaimana terjadi dalam kasus “The True Furqon.” Barangkali itulah cara Allah menjaganya.
Dan hebatnya, para penghapal Al-Quran, setiap saat selalu saja lahir dan bisa ditemukan di seluruh dunia. Untuk yang seperti ini, di Indonesia, bahkan sudah mulai banyak dijadikan sebagai pesantren-pesantran formal.
Sebaliknya, bagi kita, belum pernah terdengar ada orang Kristen atau Yahudi yang hapal keseluruhan kitab suci mereka. Bahkan termasuk pendeta atau pastur sekalipun. Mengapa bisa demikian? Saya kira Anda lebih tahu jawabannya. Wallahu a‘lamu bi al-shawab.
Baca Selengkapnya...
Sisi Lain Manfaat Sholat
Sisi Lain Manfaat Sholat
Selama ini kita tau Sholat adalah sebagai tiang agama dan harus di tegakkan oleh setiap Umat Muslim dimanapun juga. Dan juga dengan Sholat bisa mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar seperti dalam Firman Allah : " ... sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar..." ( Qs. Al ankabut:45 ).
Namun terlepas dari pada itu berdasarkan penelitian para dokter ternyata banyak juga manfaat dari sholat yang bisa di rasakan oleh manusia dari segi kesehatan buat organ tubuh kita.
Diantara manfaat buat tubuh kita diantaranya :
1. TAKBIR (Mengangkat Tangan)
Memberikan aliran darah dari pembuluh balik yg terdapat dilengan untuk diisi kemata,telinga,mulut.
2. SEDEKAP (Pengisian Pembuluh Darah di Organ-organ kepala)
Menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah ditangan kanan akan mengembang. Pada saat mengangkat tangan mau rukuk semprotan pembuluh darah berkecepatan tinggi ditangan kanan akan mengisi pembuluh darah yang ada dibagian kepala.
3. RUKUK(Pelenturan memori otak dan ginjal)
Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang, merupakan saraf sentral Beserta system aliran darahnya. Rukuk yang sempurna akan menarik urat Pinggang sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan sakit ginjal.Tuas system Keringat yg terdapat dipinggul,pinggang,paha,betis belakang,terpelihara oleh Gerakan rukuk,dan tulang leher,serta saluran saraf memori juga terdapat kelenturannya.
4. I"TIDAL(Mencegah sakit kepala dan pinggang)
Posisi I" tidal bangun dari rukuk membuat aliran darah turun langsung dari kepala, menyebabkan bagian pangkal otak yg mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya.sehingga dapat mencegah saraf keseimbangan tubuh kita sangat berguna utk menghilangkan sakit kepala dan pingsan dengan tiba-tiba.
5. SUJUD(Pencegahan koroner dan stroke)
Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik,dikunci dipangkal paha,sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali kejantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yg maksimal utk mengalirkan darah dan oksigen keotak dan anggota tubuh dikepala. Posisi sujud adalah tehnik utk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner.juga membuat pembuluh Darah halus diotak mendapat tekanan lebih,sehingga bisa mencegah stroke.
6. DUDUK 2 SUJUD (Duduk perkasa)
Tekukan kaki dan jari kaki dapat menyeimbangkan system elektrik dan saraf keseImbangan tubuh kita. Posisi duduk 2 sujud memperbaiki dan menjaga kelenturan Saraf keperkasaan yg banyak terdapat pada bagian paha dalam,cekungan lutut sampai ibu jari kaki. Akibat lenturnya saraf keperkasaan ini akan mencegah penyakit diabetes ,prostate dan hernia.
7. DUDUK TAHIYYAT AWAL (Duduk pembakaran)
Posisi duduk ini jika agak lama sehingga lipatan paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran.pembuluh darah balik diatas pangkal kaki tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki menyebabkan pembuluh darah dipangkal kaki mengembang.gerakan ini akan menjaga agar kaki optimal menopang tubuh kita
8. DUDUK TASYAHHUD AKHIR(Keseimbangan saraf dan penyembuh wasir)
Posisi duduk ini lebih baik dari bersila. Dalam ilmu yoga kalau pergelangan Kaki akan dipegang,lalu tekan diarea cekungan akan berguna utk membongkar Pengapuran dikaki kiri. Duduk ini membuat saraf keseibangan yang berhubungan dng saraf mata akan terjaga dng baik.
9. SALAM (Terapi penyakit kepala)
Gerakan salam jika dilakukan secara maksimal,bermanfaat utk menjaga kelenturan urat leher.berkat kontraksi otot-otot dikepala dihasilkan energi panas dan Zat-zat yg diperlukan utk rehabilitasi jaringan yang rusak.salam kanan dan kiri Secara maksimal,mencegah penyakit kepala dan tengkuk kaku.
10. SHOLAT DZUHUR: TERAPI JANTUNG DAN USUS KECIL
Energi api yg keluar diwaktu dzuhur membawa udara panas,emosi meningkat Dan kerja jantung mencapai puncak.air wudlu mampu menstabilkan panas Jantung,yg dgn gerakan sholat lebih efektif memompa darah utk membawa sari Makanan guna disalurkan keorgan tubuh yg lain.
11. SHOLAT ASHAR : TERAPI KANDUNG KEMIH(MEMBUANG SISA PROSES KIMIA DITUBUH)
Sholat ashar dilakukan disaat batas siklus panas kedingin,membuat organ tubuh Mudah membuang zat-zat kimia didlm badan. Keadaan ini sesuai dgn sifat organ Kandung kemih dlm tubuh manusia.fungsi utama kandung kemih mengubah cairan tubuh menjadi air kencing dan mengeluarkannya dari tubuh.Terjadinya keseibangan kimia dalam tubuh sehingga metabolisme bisa terjaga.
12. SHOLAT MAGHRIB : TERAPI GINJAL
Pada waktu sholat maghrib hawa udara semakin menurun.sistem ginjal mulai menyesuaikan diri dgn alam dan energi disekitarnya.ginjal dan kandung kemih organ Yg berpasangan.keduanya akan mengontrol tulang,sumsum dan otak.kedua organ Ini memainkan peran yg sangat penting dlm metabolisme air dan mengendalikan Cairan tubuh.gerakan maghrib dan waktu maghrib sangat membantu penyesuaian Organ tubuh dgn keadaan alam sekitar.karena gerakan sholat akan menjaga energi Panas dlm tubuh selalu seimbang.
13. SHOLAT ISYA : TERAPI PRIKARDIUM (MEMBUANG KELEBIHAN ENERGI DARI JANTUNG)
Fungsi prikardium adalah membuang kelebihan energi dari jantung dan dikirim Ketitik laogong yg terletak ditelapak tangan.pada saat ini dimulai system penurunan kerja organ internal (seluruh tubuh akan memasuki masa istirahat) terutama kerja jaringan otot yg digunakan utk gerak dan berfikir.waktu dan gerakan Sholat isya mengandung kerja prikardiumyg membuang kelebihan energi dari Jantung,sehingga proses istirahat menjadi sempurna.
14. SHOLAT SUBUH : TERAPI PARU-PARU
Waktu subuh adalah terbit fejar sampai terbit matahari,energi kayu masih bekerja Membuang zat-zat beracun dlm tubuh(detoksin) dan jam 4.00 pembersihan Sampai paru-paru.dari paru-paru darah mengambil bahan bakar yg msh bersih. Seluruh organ tubuh menerima pasokan nutrisi yg bersih,sehingga tubuh terasa Lebih segar.
15. SHOLAT TAHAJJUD : TERAPI OTAK DAN KANKER
Sudah diungkapkan bahwa energi kayu yg membersihkan zat-zat beracun dlm Tubuh dimulai pada jam 11.00 malam dan pembersihan itu diawali dari otak. Membersihkan racun diotak membutuhkan waktu 3 jam berakhir pada jam 2.00.Bila ilmuwan dijerman mengatakan,terjadinya kekacauan sel-sel otak pada jam 11 malam sampai jam 2 pagi.sikap terbaik menghadapi waktu tersebut istirahat. (tidur). Pada jam 2 pagi energi kayu selesai membersihkan racun-racun diotak, Sementara kita dipanggil bangun utk sholat tahajud.
Betapa Luar biasanya Allah menciptakan Manusia dan memerintahkan manusia untuk beribadah kepadaNYA Selain agar manusia itu selamat dunia dan akhirat tetapi agar manusia itu juga sehat Badan dan Jasmani .... Subhanallah ..... Allahu Akbar
Baca Selengkapnya...
CINTA yang AGUNG
CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh.
Baca Selengkapnya...
You Are Not Alone
You Are Not Alone (Kamu Tidak Sendiri)
Bukan hal yang menyenangkan ketika harus hidup berpisah jauh dari keluarga. Kuliah seringkali menjadi salah satu penyebabnya. Senang, alhamdulillah, dreams come true nih. Sedih, duh, harus berpisah dengan orang-orang yang disayangi. Penuh harapan, semoga, ini adalah pilihan yang terbaik. Agak cemas juga, di tempat yang baru nanti bisa senyaman dengan yang sekarang tidak ya?
Laa takhof wa laa tahzan, jangan takut dan jangan bersedih hati. Di sinilah indahnya Islam. Dalam QS Al Hujuraat ayat 10, Allah berfirman, Innamal mukminunal ikhwah, sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Artinya, di manapun kita berada, walaupun jauh dari sanak keluarga, namun, ketika kita bersama dengan orang-orang yang beriman, pada hakikatnya kita tengah berkumpul dengan saudara kita pula.
Don’t worry, be happy. Berada di tempat yang baru, bertemu dengan orang-orang baru, dengan lingkungan dan kebiasaan yang baru, memang bisa menimbulkan stres kalau tidak siap. Namun, berada di tempat yang baru, adalah juga berarti kesempatan untuk mendapat teman baru, bertambah sahabat dan memperbanyak saudara.
Imam Ghazali mengatakan bahwa persaudaraan antara orang beriman semata-mata karena iman adalah persaudaraan yang kukuh. Maka berbahagialah mereka yang menjalin persaudaraan karena ikatan iman, dengan orang-orang shaleh di sekitarnya, di rumah, kontrakan, kos, kampus, fakultas, organisasi, paguyuban, di mana saja. Apalagi di lembaga dakwah kampus, tempat berkumpulnya orang-orang shaleh yang satu fikrah, satu visi dan misi, satu tujuan, yang saling beramal jama’i dalam dakwah.
Persaudaraan di antara dua orang, kata Imam Ghazali, akan sempurna hanya apabila keduanya berteman untuk satu tujuan, sehingga mereka seperti satu jiwa. Hal ini akan mengharuskan mereka berdua untuk saling berpartisipasi dalam keadaan senang dan susah. Sebesar persaudaraan ini, sebesar pula seseorang akan merasakan nikmatnya dakwah menuju Allah dan nikmat bergabung dalam barisan Islam.
Nikmat saling menolong, saling memberi, saling berkunjung, akan mendatangkan nikmat yang lain pula, yaitu cinta Allah, sebagaimana sabda Rasulullah saw, ”Sesungguhnya Allah swt berfirman, ’Berhak atas cinta-Ku, (yaitu) orang-orang yang saling mengunjungi karena-Ku. Berhak atas cinta-Ku, (yaitu) orang-orang yang saling mencintai karena-Ku. Berhak atas cinta-Ku, (yaitu) orang-orang yang saling memberi karena-Ku. Dan berhak atas cinta-Ku, (yaitu) orang-orang yang saling menolong karena-Ku.” (HR. Ahmad dan Al Hakim)
So, let’s get it on. Ke manapun pergi, di manapun berada, yakinlah, you are not alone. Selama kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan senantiasa menjalin ukhuwah dengan orang-orang shaleh, maka di situ kita akan mendapatkan keluarga dalam ikatan persaudaraan yang kukuh, teman yang sebaik-baiknya.
”Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisaa’: 69).
Wallahu’alam bish showab
Maraji': Tazkiyatun Nafs, Al Ghazali
Baca Selengkapnya...
NII Telah Mendistorsi Ajaran Islam
'NII Telah Mendistorsi Ajaran Islam'
REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Gerakan yang mengatasnamakan Negara Islam Indonesia (NII) dinilai telah melakukan distorsi terhadap ajaran Islam. "Mereka telah melakukan langkah yang merupakan distorsi terhadap ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh, dalam istilah disebut 'kafah'," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII Kabupaten Banyumas, Sarlan di Purwokerto, Rabu (4/5).
Lembaga Dakwah Islam Indonesia Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menilai Dalam hal ini, kata dia, dalil-dalil yang digunakan Negara Islam Indonesia (NII) untuk "membujuk" calon sasarannya agar bersedekah, membayar 'fidyah', dan sebagainya, hanya disampaikan penggalan atau potongan-potongan dari ayat-ayat Al Quran atau hadits.
Sementara bagian lain dari ayat atau hadits yang digunakan untuk "meyakinkan" calon sasaran NII tersebut, lanjutnya, tidak disampaikan secara komprehensif. "Yang muncul adalah suatu pemahaman yang emosional sehingga sampai pada suatu kesimpulan di mana konsep Islam, konsep hijrah, dipahami tidak secara utuh. Mereka mengabaikan unsur-unsur lain yang sebenarnya dibahas secara logis komprehensif di dalam Al Quran dan hadits," katanya.
Dalam berbagai pemberitaan media massa, kata dia, diketahui bahwa motif utama mereka sebenarnya bukan perjuangan Islam atau NII melainkan hanya untuk mengeruk keuntungan yang bersifat ekonomi, material, dan pribadi. Menurut dia, hal ini terlihat jelas ketika ada pernyataan dari NII bahwa mereka meyakini jika pada akhirnya umat Islam tidak perlu shalat atau melaksanakan ibadah wajib sebagaimana umumnya umat Islam.
"Saya tidak ingat siapa yang menyampaikan. Akan tetapi menurut mereka (NII, red.), ibadah tersebut dapat diganti dengan 'fidyah', sedekah, atau infak," katanya.
Oleh karena yang menjadi sasaran adalah orang-orang yang masih awam terhadap pemahaman agama, kata dia, orang-orang tersebut akan mengupayakan bagaimanapun caranya. "Kita sering mendengar para perekrut itu (NII) mendoktrin kader-kadernya supaya bagaimana caranya mencari infak atau 'fidyah' meskipun melalui perbuatan yang sebenarnya dilarang oleh agama. Infaknya benar karena ada tuntunannya, tetapi caranya yang dilakukan dengan menipu atau perbuatan yang dilarang agama, ini saya pandang sebagai sebuah penyimpangan terhadap nilai-nilai agama," katanya.
Terkait misi besar yang dianggap sebagai akhir dari perjuangan mereka berupa berdirinya negara Islam di Indonesia, dia mengatakan, hal ini merupakan sesuatu yang mengingkari kenyataan adanya keberagaman di Indonesia. Menurut dia, kecil kemungkinan negara Islam dapat berdiri di Indonesia karena konsep dasar dan kondisi masyarakatnya berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah.
Oleh karena itu, kata dia, misi NII untuk membentuk negara Islam tentu akan berbenturan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sejak awal dibangun dengan konsep negara Pancasila. Disinggung mengenai upaya LDII Banyumas mengantisipasi merebaknya paham NII khususnya pada diri generasi muda, Sarlan mengatakan, sebagai sebuah lembaga dakwah, pihaknya senantiasa melakukan pembinaan meningkatkan pemahaman keagamaan kepada masyarakat.
"Kami juga mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkat pemahaman dan pengetahuan terhadap nilai-nilai agama sesuai tuntunan Al Quran dan hadits," katanya.
Selain itu, kata dia, masyarakat juga diimbau untuk berhati-hati dan bisa membedakan kelompok-kelompok yang mengatasnamakan komunitas dakwah yang menyampaikan kajian-kajian Islam. Dalam hal ini, lanjutnya, masyarakat harus merunut kembali apakah yang disampaikan kelompok-kelompok tersebut sesuai dalil-dalil dalam Islam atau tidak sesuai.
Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan karena saat ini banyak pihak yang memanfaatkan agama untuk kepentingan pribadi. "Saran kami, ketika ada sebuah ajaran atau kelompok yang dianggap mencurigakan, segera konsultasikan kepada lembaga agama yang berwenang dan legal seperti Majelis Ulama Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, pemahaman atau strategi dakwah yang dilakukan suatu kelompok dakwah harus di bawah naungan dan binaan dari MUI. "Tapi biasanya, tindakan itu (NII) dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dari satu orang ke orang lain, dan sasarannya orang yang awam terhadap agama. Kita patut mencurigai jika melihat gelagat orang-orang selama ini awam tetapi tiba-tiba mengalami perubahan yang sangat berarti, perlu diwaspadai karena barang kali telah mendapat doktrin-doktrin seperti tadi," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak langsung memvonis suatu ajaran sebagai sebuah aliran sesat karena yang berhak untuk menentukan ajaran tersebut sesat atau tidak sesat adalah lembaga berwenang, seperti MUI. "Kalau antarkelompok tidak boleh, misalnya saya dari LDII
menyatakan kelompok itu sesat, itu tidak boleh. Semua itu harus di-'tabayun' (konsultasikan, red.) kepada lembaga-lembaga yang berwenang, dan biarkan lembaga tersebut yang mengategorikan ajaran tersebut dilarang atau tidak," kata Sarlan.
Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Antara
Baca Selengkapnya...
KHUSYU'
KHUSYU'
Secara Bahasa
Secara bahasa, kata khusyu' memiliki beberapa arti yang sama:
1. Tunduk, pasrah. merendah atau diam. Artinya mirip dengan kata khudhu'. Hanya saja kata khudhu' lebih sering digunakan untuk anggota badan, sedangkan khusyu' untuk kondisi dan gerak-gerik hati.
2. Bisa juga berarti rendah perlahan, biasanya digunakan untuk suara. Allah ber rman: "Dan (khusyu') merendahlah semua suara kepada Rabb Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar melainkan bisikan saja." (Ath-Thaha: 108).
3. Arti khusyu' juga bisa diam, tak bergerak. Allah ber rman yang artinya: "Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, kamu lihat bumi itu diam tak bergerak (ada juga yang mengatakan: tandus-Pent), dan apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur." (Al-Fusshilat: 39)
Menurut Istilah
Khusyu' artinya: kelembutan hati, ketenangan sanubari yang berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan ilahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati.
Dengan itu, seorang hamba akan menghadap Allah dengan sepenuh hati. Ia hanya bergerak sesuai petunjuk-Nya, dan hanya diam juga sesuai dengan kehendak-Nya.
Adapun pengertian khusyu' di dalam shalat: kondisi hati yang penuh dengan ketakutan, mawas diri dan tunduk pasrah di hadapan keagungan Allah. Kemudian semua itu membekas dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh hikmat dan konsentrasi dalam shalat, bila perlu menangis dan memelas kepada Allah; sehingga tak memperdulikan hal lain.
Pengertian kusyu' tersebut diambil dari Fir rman Allah sebagaimana tersebut sebelumnya:
"..yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya.." (Al-Mukminun: 1-2).
Mengenai makna kekhusyu'an itu, Ibnu Abba's menandaskan: "Artinya penuh takut dan khidmad." Al-Mujahid menyatakan: "Tenang dan tunduk." Sementara Ali bin Abi Thalib pernah menyatakan: "Yang dimaksud dengan kekhusyu'an di situ adalah kekhusu'an hati."
Lain lagi dengan Hasan al-Bashri, beliau berkata: "Kekhusyu'an mereka itu berawal dari dalam sanubari, lalu terkilas balik ke pandangan mata mereka sehingga mereka menundukkan pandangan mereka dalam shalat."
Imam Atha' pernah berkata:"Khusyu' artinya, tak sedikitpun kita mempermainkan salah satu
anggota tubuh kita."
Jadi artinya, kekhusyu'an dalam shalat bukanlah sekedar kemampuan memaksimalkan konsentrasi sehingga kiran hanya terfokus dalam shalat.
Namun kekusyu'an lebih merupakan kondisi hati yang penuh rasa takut, pasrah, tunduk dan sejenisnya; yang membias dalam setiap gerakan shalat menjadi nampak anggun, khidmat dan tidak serampangan.
Baca Selengkapnya...
kejanggalan pada ajaran kristen
MAZBEBERAPA KEJANGGALAN PADA AJARAN KRISTEN
1. Menyembah Manusia Yesus Sebagai Tuhan Di Antara 3 Oknum Tuhan Mereka (Trinitas)
Yesus bukanlah Tuhan dengan bukti sebagai berikut:[/b]
Yesus Dilahirkan Maryam
Jika Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak perlu dilahirkan dari wanita, lha kok Yesus yang dianggap sebagai Tuhan oleh orang Kristen lahir dari wanita? “Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud” (Roma 1:3) “Yakub memperanakan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus” (Matius 1:16)
“Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin” (Lukas 2:6) Kasihan sekali nenek moyang Yesus, yaitu Nabi Daud, karena “Tuhan” Yesus lahir belakangan, Daud tak bisa menyembah Yesus. Benar2 tidak masuk di akal.
Menurut konsep yang benar, Tuhan itu adalah pencipta segalanya, bagaimana Yesus menciptakan Daud, Maryam, dll, jika Yesus sendiri adalah keturunan dari orang-orang tsb? Islam mengajarkan Tuhan itu tidak beranak dan diperanakan: “Dia tidak beranak dan tidak diperanakan” (Al Ikhlas 112:3)
Yesus Menyusu Susu Ibunya
“Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan SUSU yang telah MENYUSUI Engkau” (Lukas 11:27)
Sesungguhnya Allah telah memberikan mukjizat pada beberapa Nabi, seperti Ibrahim yang tak mempan dibakar, Musa yang bisa membelah lautan Merah, demikian pula Yesus yang bisa berbicara ketika lahir atas izin Allah. Tapi mereka semua adalah manusia biasa. Masak Tuhan menyusu air susu ibu,
yang bener saja! Nabi Adam dan Hawa yang manusia saja tidak menyusu.
“Tuhan Yesus Disunat (Pria)”
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh Malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya” (Lukas 2:21)
Bayangkan, masak Tuhan seperti manusia! Disunat dan dikandung ibu-Nya. Tuhan apa itu?
“Tuhan” Yesus Ditampar dan Diludahi Manusia
“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya” (Yohanes 19: 1-3)
“Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembahNya. Sesudah mengolok-olokan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pakaian-Nya kepada-Nya” (Markus 15: 19-20a)
Coba renungkanlah,
adakah Tuhan selemah itu. Bisa dihina, ditampar, dan diludahi oleh manusia? Jika Yesus itu adalah Tuhan dan dia selemah itu, niscaya milyaran bahkan trilyunan manusia bisa mengeroyok Yesus jika dia berani memasukkan mereka ke neraka.
Bukan cuma Yesus yang digambarkan lemah, tapi juga Allah:
“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.” Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab ENGKAU TELAH BERGUMUL MELAWAN ALLAH DAN MANUSIA, DAN ENGKAU MENANG. ” (Kejadian (Pergumulan Yakub dengan Allah 32:24-30))
Hal ini berbeda dengan Islam yang mengakui kekuasaan Tuhan: “...Jika Tuhan menghendaki, Dia bisa memusnahkan kamu semua dan menggantimu dengan makhluk yang baru. Demikian itu tidak sukar bagi Allah.” (Ibrahim:19-20) “...Allah Maha Kuasa di atas segalanya” (Al Baqarah 106).
Pengakuan Yesus bahwa Dia Bukan Tuhan
Yesus mendekati mereka dan berkata, “KepadaKu telah Diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18)
Jika Yesus cuma diberikan kuasa, tentulah ada yang lebih Maha Kuasa yang MEMBERIKAN KUASA tsb kepada Yesus. Dan itu tidak lain hanyalah Allah SWT.
“Aku TIDAK DAPAT BERBUAT APA2 dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar...” (Yohannes 5:30)
“... Aku mengusir setan dengan kuasa Allah...” (Lukas 11:20) “... Lalu Yesus menengadah ke atas (ke arah sorga) dan berkata, “Bapa, Aku mengucapkan syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu MENDENGARKAN AKU, tetapi oleh orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya (dengan keras), supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku...” (Yohannes 11:41-43)
Yesus itu menurut Islam adalah manusia yang diutus Allah sebagai Nabi seperti Nabi Muhammad, inilah penjelasan Al Qur’an yang mengkoreksi penyimpangan yang ada di Alkitab: “Ingatlah ketika Allah berfirman: Ya Isa anak Maryam, adakah engkau katakana kepada manusia: Ambillah aku dan ibuku menjadi Tuhan, selain daripada Allah? Isa menjawab, “Maha Suci Engkau ya Allah. Tak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang bukan hakku. Jika kukatakan demikian, tentu Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa2 yang dalam diriku dan aku tiada mengetahui apa yang ada pada diri (zat) Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Tiadalah kukatakan kepada mereka, melainkan apa2 yang telah Engkau perintahkan kepadaku, yaitu: Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan aku menjadi saksi atas mereka, selama aku hidup bersama mereka Tatkala engkau mewafatkanku. Engkaulah pengawas mereka. Engkau menjadi saksi atas tiap-tiap sesuatu.” (Al Maidah:116-117)
Alkitab sebenarnya dan Al Qur’an menyatakan Tuhan itu satu:
“Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANLAH ALLAH, TIDAK ADA yang lain KECUALI DIA” (Ulangan 4:35)
“Katakanlah: Tuhan itu satu!” (Al Ikhlas 112:1)
Yesus Tidak Tahu Tentang Hari Kemudian
“Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan ANAKPUN TIDAK, hanya Bapa saja” (Markus 13:32)
Tuhan Tidak Mengenal Musim Buah
“Dan dari jauh ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau ia mendapat apa-apa dari pohon itu. Tetapi waktu ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab MEMANG BUKAN MUSIM BUAH ARA” (Markus 11:13)
Jadi jika Tuhan menurut pandangan Islam itu Maha Tahu, bahkan tak ada sehelai daunpun yang gugur tanpa Dia mengetahuinya, maka Alkitab menceritakan bagaimana “Tuhan” Yesus tidak tahu kalau saat itu bukan musim buah Ara. Padahal jangankan Tuhan, manusia seperti Petanipun tahu kalau sedang tidak musim buah Ara, maka tidak akan didapati buahnya. Tapi sayangnya “Tuhan” Yesus yang seharusnya Maha Tahu, TIDAK MENGETAHUI hal ini, dan terus berjalan mendekati pohon Ara tsb.
Dari ayat di atas jelas Yesus bukan Tuhan, karena dia tidak Maha Mengetahui. Tuhan di dalam Islam adalah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Coba lihat bagaimana Al Qur’an menggambarkan kebesaran Tuhan. Sesungguhnya mustahil jika Tuhan itu ilmunya kalah daripada para petani yang tidak lebih dari makhluk ciptaannya:
“... Yang mengetahui segala yang tersembunyi dan yang nyata, dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (6 Al An’aam:73) “Di sisi Allah segala anak kunci yang ghaib. Tiadalah yang mengetahuinya, kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa2 yang ada di daratan dan di lautan. Tiadalah gugur sehelai daun pun, melainkan Dia mengetahuinya. Dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita perut bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering, melainkan semuanya itu dalam Kitab yang terang.” (Al An’aam 6:59).
Anak Allah Selain Yesus:
“anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah” (Lukas 3:38)
Melkisedek tidak berbapa beribu, dan sama dgn Yesus (Ibrani 7:3)
Baca juga Kejadian 6:2-4, Mazmur 2:7, Roma 8:14. Pada Injil Yohannes 5:19-47 (Kesaksian Yesus Tentang diri-Nya) dan juga Ibrani, begitu banyak pertentangan tentang konsep Trinitas ini.
2. PENEBUSAN DOSA MANUSIA DENGAN PENYALIBAN YESUS
Dalam ajaran Kristen yang diajarkan oleh Paulus, seluruh manusia berdosa karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, memakan buah terlarang. Hal ini bukan saja bertentangan dengan Al Qur’an, tapi juga bertentangan dengan ajaran Alkitab itu sendiri:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya” (Yehezkiel 18:20)
Hal ini dibenarkan oleh Al Qur’an:
“Orang yang berdosa, tiada memikul dosa orang lain. Dan tiadalah untuk manusia, melainkan apa-apa yang dia usahakan” (An Najm 53:38-39)
Jadi tak mungkin Tuhan bersikap tidak adil, misalnya si Fulan membunuh seseorang, kemudian anak serta cucunya dan seluruh keturunannya yang belum lahir ketika pembunuhan terjadi ikut mewarisi dosanya, dan harus ikut dibunuh.
Jadi konsep bahwa Yesus turun ke dunia untuk menebus dosa seluruh manusia hanya karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, makan buah terlarang itu jelas bertentangan dengan akal dan nilai2 keadilan. Lagi pula haruskah dosa warisan tsb ditebus dengan dosa yang lebih besar, yaitu menyalib Yesus? Kemudian jika Penyaliban itu dianggap keharusan untuk menebus dosa manusia, kenapa Yudas Iskariot di Alkitab (Markus 14:10;Matius 26:14;Lukas 22:3) disebut sebagai pengkhianat? Bukankah dia telah membantu terjadinya penyaliban tsb?
Jika Yesus memang bersedia disalib, kenapa dia menyebut Yudas pengkhianat, dan kenapa dia memanggil-manggil Tuhan:
“Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34).
Lagipula jika jiwa Yesus itu benar2 Tuhan, tentulah jiwanya sanggup menahan itu. Bukankah banyak orang2 seperti suku Indian yang dapat menahan siksa dan diam saja ketika disiksa? Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengampun, dia mengampuni hambanya yang bertobat: “Kemudian Adam memperoleh beberapa kalimat dari Tuhannya (ia minta ampun), lalu Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Dia Penerima taubat lagi Penyayang.” (Al Baqarah 2:37) “Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati” (Yehezkiel 18:21)
3. PERTENTANGAN AYAT ALKITAB (Tanda Pemalsuan)
Pada 2 Samuel 24:13 disebut 7 tahun kelaparan, sementara di 1 Tawarikh 21:11-12 cuma 3 tahun.
So Gad came to David, and said unto him, Thus saith the LORD, Choose thee Either three years’ famine; or three months to be destroyed before thy foes, while that the sword of thine enemies overtaketh thee; or else three Days the sword of the LORD, even the pestilence, in the land, and the angel of the LORD destroying throughout all the coasts of Israel. Now therefore advise thyself what word I shall bring again to him that sent me. (2 Chronicles 21:11-12)
So Gad came to David, and told him, and said unto him, Shall seven years of famine come unto thee in thy land? or wilt thou flee three months before thine enemies, while they pursue thee? or that there be three days’ pestilence in thy land? now advise, and see what answer I shall return to him that sent me. (2 Samuel 24:13)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari http://www.bible.com,/ pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga masa kelaparan jadi 3 tahun saja. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah 7 tahun, he he he...:)
Cerdik juga ahli Alkitab Indonesia ini dalam merubah2 ayat Alkitab mereka, sehingga “terlihat” benar!
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: “Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih: TIGA TAHUN kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di Seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (1 Tawarikh 21:11-12)
“Kemudian datanglah Gad kepada Daud, memberitahukan kepadanya dengan berkata kepadanya: “Akan datangkah menimpa engkau tiga tahun kelaparan di negerimu? Atau maukah engkau melarikan diri tiga bulan lamanya dari hadapan lawanmu, pedang mereka itu mengejar engkau? Atau, akan adakah 3 hari penyakit sampar di negerimu? Maka sekarang, pikirkanlah dan timbanglah, jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku” (2 Samuel 24:13)
Pada 2 Tawarikh 36:9, Yoyakhin jadi raja pada umur 8 tahun, sementara pada 2 Raja-raja 24:8 berumur 18 tahun.
Jehoiachin was EIGHTEEN years old when he began to reign, and he reigned in Jerusalem three months. And his mother’s name was Nehushta, the daughter of Elnathan of Jerusalem. (2 Kings 24:8)
Jehoiachin was EIGHT years old when he began to reign, and he reigned three months and ten days in Jerusalem: and he did that which was evil in the sight of the LORD. (2 Chronicles 36:9)
Pada versi Inggris, King James Version of the Bible dari http://www.bible.com,/ pertentangan ini masih ada, tapi pada Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia, tahun 1999, ternyata pertentangan ini “dikoreksi” sehingga umur Yoyakhin jadi 18 tahun. Benar2 aneh? Setelah ribuan tahun salah, di Indonesia kesalahan itu akhirnya “direvisi.” Jangan2 yang benar malah umur 8 tahun!
Pada 2 Samuel 24:1 TUHAN yang menghasut Daud, tapi pada 1 Tawarikh 21:1 IBLIS yang menghasut Daud.
“Bangkitlah pula murka TUHAN terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firman-Nya: “Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda” (2 Samuel 24:1) “IBLIS bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel” (1 Tawarikh 21:9)
Perbedaan Iblis dengan Tuhan itu tentu jauh jauh sekali! Bagaimana kita tahu kalau sebenarnya orang Kristen sekarang ini tidak menyembah Iblis, kalau Alkitabnya mengandung kesalahan separah itu? Jangan2 sebenarnya Yesus itu sama sekali bukan Tuhan karena memang Alkitab mengandung kesalahan yang fatal.
Oleh karena itulah Al Qur’an menyebut orang2 Kristen adalah orang2 yang sesat, karena meski Alkitab mereka jelas2 salah, tapi mereka tetap mengikuti jalan yang salah.
Pada 2 Samuel 10:18 Daud membunuh 700 ekor kuda dan 40.000 orang pasukan berkuda, sementara pada (1 Tawarikh 19:18) justru 7000 ekor kuda dan 40.000 orang pasukan berjalan kaki.
“Tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu TUJUH RATUS ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang pasukan berkuda. Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian, hingga ia mati di sana” (2 Samuel 10:18)
“tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh dari orang Aram itu TUJUH RIBU ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang pasukan BERJALAN KAKI; juga Sofakh, panglima tentara itu dibunuhnya” (1 Tawarikh 19:18)
Lihat perbedaan di atas, ada orang Kristen yang berargumen bahwa jika si A melihat pertemuan kemudian pulang ketika jumlah peserta ada 700, sementara si B baru pulang setelah jumlah peserta ada 7000, maka jika si A menulis 700 dan si B 7000, maka tidak ada pertentangan. Dua2nya benar.
Tapi hal di atas menunjukkan bahwa Alkitab itu bukan firman Tuhan yang dicatat oleh manusia. Tapi sekedar catatan sejarah menurut pemikiran manusia. Bedanya Alkitab dgn buku sejarah pada umumnya adalah, Alkitab mengandung banyak kesalahan yang tidak konsisten, sedang buku sejarah tidak.
Pada 2 Tawarikh 9:25, Sulaiman punya 4.000 kandang, sementara pada 1 Raja-raja 4:26 ada 40.000.
“Salomo mempunyai juga EMPAT RIBU kandang untuk kuda-kudanya dan kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda, yang ditempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem” (2 Tawarikh 9:25) “Lagipula Salomo mempunyai kuda EMPAT PULUH RIBU kandang untuk kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda” (1 Raja-Raja 4:26)
Betapa menyedihkannya perbedaan dan kalimat di atas.
Jika Alkitab benar2 diturunkan Allah, tentu tidak ada pertentangan. Ini bukti adanya kesalahan manusia, karena budaya menulis belum ada ketika itu (alat tulis berupa batu), cuma mulut ke mulut, dan tak ada yang mampu menghafal Alkitab sebagaimana Al Qur’an.
Yang lebih parah lagi adalah, bagaimana Lembaga Alkitab Indonesia berusaha menutupi pertentangan2 Ayat Alkitab tsb dengan melakukan penipuan, yaitu merubah2 ayat yang katanya merupakan ayat suci.
Jelas hal di atas menunjukkan adanya campur-tangan manusia dari dulu hingga sekarang. Dulu dari benar dirubah jadi salah. Sekarang mereka berusaha menutupi pertentangan ayat dgn “mengkoreksinya.”
Secara ilmiah, etiskah hal tsb? Apa yang menjamin bahwa pilihan LAI itulah yang tepat, misalnya dgn memilih 3 tahun, dan bukan 7 tahun kelaparan?
Kemudian bagaimana dgn perbedaan antara Tuhan dan Iblis pada beberapa ayat? Jelas Alkitab yang banyak pertentangan dan dirubah2 oleh manusia itu sudah tidak suci lagi, Sedangkan Al Qur’an sudah dijamin keasliannya oleh Allah, karena dari dulu hingga sekarang, selalu ada hafidz (orang yang hafal Al Qur’an) sehingga jika ada perubahan satu katapun, mereka akan segera mengkoreksinya. Untuk masuk Al Azhar, anda harus hafal Al Qur’an, sementara untuk bisa lulus PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an) di Jakarta anda juga harus hafal Al Qur’an, belum lagi di seantero dunia. Lewat merekalah keaslian Al Qur’an akan terus terjaga.
• Forum Kebenaran Sejati / Sabili
Mohon tulisan ini disampaikan kepada keluarga dan teman dekat anda. Sampaikanlah walau 1 ayat! Referensi: Al Qur’an; Alkitab (Lembaga Alkitab Indonesia, 1999) Untuk Pertentangan ayat Alkitab, baca King James Version of Bible di http://www.bible.com,/ karena di Alkitab edisi 1999, pertentangan itu dihilangkan.
Baca Selengkapnya...
Basmalah dalam Fatihah
Lafadz Basmallah
Tidak berbeda dengan pendapat ulama dalam hal Basmalah, bahwa basmalah merupakan firman Allah swt. Yang tercantum dalam al-Qur`an, paling tidak pada Q.S an-Naml [27]:30.
“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan Sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
Tidak seorang ulamapun mengingkari pentingnya mengucapkan Basmalah pada awal membaca surah, tidak terkecuali termasuk ketika seseorang akan melakukan segala kegiatan, baik yang berhubungan dengan ibadah atau yang lainnya, seperti ketika akan melakukan kegiatan lainnya, yang tentunya bersifat positif. Walaupun para ulama mengakui bahwa hadits ini tidak ditemukan dalam keenam buku hadits standar, tetapi mereka berbeda pendapat menyangkut basmalah yang tercantum dalam surah al-Fatihah. Apakah Basmalah termasuk bagian dari surah al-Fatihah atau tidak.
2. Pendapat Para Imam Madzhab Tentang Hukum Membaca Basmallah
a. Menurut Madzhab Maliki
Bahwa basmalah bukan merupakan satu ayat dari surat al-Fatihah bahkan bukan merupakan satu ayat dari al-Quran. Hal ini berdasarkan hadits nabi yang diriwayatkan ‘Aisyah Ra. (Diriwayatkan oleh Dar al-Quthni dalam kitab Tafsir Ayatul Ahkam, juz I, hal. 35)
Berdasarkan keterangan tersebut, maka tidak wajib membaca basmalah pada waktu fatihahnya shalat baik sirri atau keras.
Imam Malik berpendapat bahwa Basmalah bukan bagian dari al-Fatihah, dan karena itu Basmalah tidak dibaca ketika membaca al-Fatihah dalam shalat. Beliau beralasan antara lain karena al-Quran bersifat mutawwatir, dalam arti periwayatannya disampaikan oleh orang banyak yang jumlahnya meyakinkan. Sedang riwayat tentang Basmalah dalam al-Fatihah tidak demikian. Buktinya adalah kenyataan tentang terjadinya perbedaan pendapat. Disamping itu menurut penganut madzhab Malik, tidak ada satu riwayatpun yang bernilai shahih yang dapat dijadikan dalil bahwa basmalah pada al-Fatihah adalah bagian dari al-Qur`an. Bahkan justru sebaliknya, sekian banyak riwayat yang membuktikan bahwa Basmalah bukan bagian darinya.
Salah satu diantaranya adalah hadits yang membagi al-Fatihah menjadi dua bagian, satu bagian bagi Allah dimulai dengan alhamdullilahi rabbil`alamin (tanpa menyebut Bismillahirrahmanirrahim) dan satu bagiannya untuk manusia yang dimulai dari waiyyaka nasta`in sampai dengan akhir surah ini. Alasan lain, dan inilah yang terpenting dan terkuat, adalah pengamatan Imam Malik terhadap pengamalan penduduk madinah. Beliau menemukan bahwa imam atau masyarakat umum tidak membaca Basmalah ketika membaca surah al-Fatihah.
Berbeda dengan Imam Syafi`i yang menilai Basmalah sebagai awal surah al-Fatihah, dan karena shalat tidak sah tanpa membaca al-Fatihah, maka Basmalah harus dibaca ketika membaca surah al-Fatihah. Alasannya cukup banyak. Fakhruddin ar-Razi menguraikan tidak kurang dari lima belas dalil. Antara lain riwayat Abu Ghurairah yang menyatakan bahwa Nabi saw, bersabda, “Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat, awalannya adalah Bismilllahirrahmanirrahim” (HR. ath-Thabrani dan Ibn Mardawih). Demikian juga informasi istri Nabi saw. Ummu Salamah yang menyatakan bahwa Rasul saw. Membaca al-Fatihah termausk Basmalah (HR. Abu Daud Ahmad Ibn Hanbal dan al-Baihaqi).
Imam Bukhari juga meriwayatkan bahwa sahabat Nabi saw. Membaca al-Qur`an. Anas menjawab, beliau memanjangkan bismillah, ar-rahman, dan ar-rahim. Disamping itu, telah menjadi ijma` (kesepakatan) bahwa seluruh umat islam mengakui segala yang tercantum dalam mushaf sebagai ayat al-Qur`an. Itu sebabnya ulama sepakat tidak menganggap kata “Amin” yang dibaca pada akhir surah al-Fatihah sebagai ayat al-Qur`an. Sedangkan Basmalah, tidak ada seorangpun yang menolak pencantumannya dalam Mushaf. Imam Abu Hanifah mengambil jalan tengah setelah menggabungkan dan mengkompromikan dalil-dalil diatas. Menurut beliau, Basmalah dibaca dalam shalat ketika membaca surah al-Fatihah, tetapi tidak dengan suara keras.
b. Madzhab Hanafi
Membaca Basmalah dalam Fatihah sholat itu hukumnya wajib namun dengan suara pelan.
Dalam riwayat lain bagi Ibnu Huzaimah : “Mereka membaca Bismillahir-rahmaanir-raahiim”membacanya dengan pelan”. (Subulus Salam I/333).
c. Madzhab Hambali
Membaca Basmallah dengan pelan dan tidak sunat untuk dikeraskan.
d. Menurut Madzhab Syafi’i
Hukum membaca Basmalah dalam al-Fatihah ketika shalat adalah wajib, karena bacaan Basmalah itu salah satu ayat dari al-Fatihah yang menjadi rukun shalat itu sendiri.
“Dan sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu (hai Muhammad) tujuh yang berulang-ulang dan al-Qur’an yang agung.” (QS. Al-Hijr: 87)
Imam Syafi’i berkata:
Imam syafi’i berkata, Bismillahirrahmanirrahim adalah termasuk ayat tujuh dari fatihah, kalau ditinggalkan semuanya atau sebagiannya tidaklah cukup rakaat shalat yang tertinggal membaca bismillahirrahmanirrahim dalam rakaat itu. (al-Umm, juz I, hal. 107).
Apabila Nabi membaca (surat al-Fatihah) dan menjadi imam manusia, maka Nabi memulai (bacaan surat al-Fatihah) dengan bacaan basmalah.
(Diriwayatkan dari Dar al-Quthni dalam kitab al-Majmu’, juz III, hal. 34).
Dari Abu Hurairah ra, Nabi bersabda: Apabila kalian membaca surat al-Fatihah, maka bacalah basmalah. Sesungguhnya surat al-Fatihah adalah ummul qur’an, ummul kitab dan sab’ul matsani (tujuh ayat yang diulang-ulang), sedangkan basmalah adalah termasuk satu ayat dari surat al-Fatihah. (Diriwayatkan oleh Dar al-Quthni dalam kitab Tafsir Ayatul Ahkam, juz I, hal. 34)
Diceritakan dari Ibnu Abbas, Bahwasannya Rasulullah itu memulai shalat dengan bacaan basmalah. (Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam kitab Tafsir Ayatul Ahkam, juz I, hal. 47)
Dari keterangan di atas Basmalah termasuk salah satu ayat dari surat al-Fatihah. Membaca surat al-Fatihah dalam shalat termasuk rukunnya shalat. Bagi yang ber’itiqad kalau basmalah itu bukan salah satu ayat dari al-Fatihah maka shalatnya tidak sah dan batal.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa basmalah merupakan sebagian surat dari al-Fatihah, sehingga harus dibaca manakala membaca al-Fatihah dalam shalat. Dan juga basmalah disunnahkan untuk dikeraskan sebagaimana sunnahnya mengeraskan al-Fatihah dalam shalat jahriyyah (shalat yang disunnahkan untuk mengeraskan suara).
Seperti terlihat diatas, masing-masing pendapat mempunyai dalil dan alasan-alasannya. Masing-masing mengandalkan riwayat yang dinisbahkan oleh para sahabat Rasul kepada Rasul saw. Baik riwayat tersebut merupakan ucapan maupun pengamalan beliau.
Baca Selengkapnya...